Lanjut dari postingan sebelumnya.
Dari pelataran Benteng Kuto besak, kita menuju ke pinggiran sungai Musi. Jika ingin menikmati pemandangan dan kehidupan di sekitar sungai terpanjang di Indonesia ini kita bisa menggunakan perahu Ketek (sebutan orang Palembang untuk perahu motor) atau Kapal Pesiar (Putri Kembang Dadar) yg terdapat di dermaga Benteng Kuto Besak.
Rute yang biasa di lalui untuk menikmati panorama sungai musi, berawal dari dermaga benteng kuto besak kita menuju ke Pulau Kemaro. Di sepanjang pinggiran sungai Musi, kita disuguhi pemandangan rumah2 rakit yg sebagian besar merupakan tempat kediaman warga Palembang Asli. Kita juga akan melewati Perkampungan Arab, Pelabuhan Bom Baru dan Pabrik Pupuk Sriwijaya.
Tujuan pertama yg patut di singgahi setelah menikmati pemandangan Sungai Musi dari Perahu Ketek/Kapal Pesiar adalah Pulau Kemaro. Pulau ini terletak di tengah2 sungai musi. Pulau kemaro dalam bahasa Indonesia berarti kemarau, dinamakan demikian karena pulau ini tidak pernah digenangi air walaupun volume air di sungai Musi sedang meningkat. Pulau ini memiliki legenda tentang kisah cinta seorang putri Palembang yaitu Siti Fatimah dengan anak seorang putra raja di Cina bernama Tan Bun Ann. Kisahnya dimulai saat Tan Bun Ann ketika itu melamar Siti Fatimah untuk diperistri. Ayah Siti Fatimah, seorang raja di Sriwijaya, mengajukan syarat kepada Tan Bun Ann untuk menyediakan sembilan guci berisi emas. Keluarga Tan Bun Ann bersedia menerima syarat itu, maka disediakanlah sembilan guci berisi emas.
Karena khawatir akan ancaman perompak, tanpa sepengetahuan Tan Bun Ann, keluarganya menaruh sayur-mayur di atas emas-emas di dalam guci itu. Sesampainya di Sriwijaya, ketika akan menyerahkan kesembilan guci tersebut Tan Bun Ann memeriksa isinya. Betapa terkejut dan marahnya dia ketika melihat isi guci tersebut adalah sayur-mayur. Tanpa memeriksa lebih dahulu, guci- guci tersebut dilemparkan ke sungai Musi. Ketika guci-guci tersebut dilemparkan, ada satu guci yang pecah, sehingga menampakkan kepingan emas yang ada di dalamnya.
Melihat hal itu, Tan Bun Ann menyesali perbuatannya dan menceburkan diri ke Sungai Musi. Siti Fatimah pun lalu ikut menceburkan diri sembari berkata "Bila suatu saat ada tanah yang tumbuh di tepian sungai ini, maka di situlah kuburan saya!". Itulah legenda asal-usul Pulau Kemaro. (Sumber: http://webforum.plasa.com)
Di tengah2 pulau ini terdapat satu bagunan pagoda, vihara dan sebuah Pohon Cinta.
Pohon Cinta, menyerupai pohon beringin yang di percaya sebagian orang dapat merekatkan cinta kasih yang sedang dibina. Pohon ini dianggap sebagai simbol "Cinta Sejati" antara dua bangsa dan dua budaya (lihat cerita Siti Fatimah dan Tan Bu An diatas)
Dulu pulau ini dipakai sebagai pos pertahanan pasukan palembang dalam menghadapi pasukan Belanda. Yang berkuasa pada saat itu adalah Sultan Mahmud Badaruddin II.
Sumber: http://newspaper.pikiran-rakyat.com
Pada hari-hari besar agama tertentu, banyak pengunjung yang datang memadati tempat ini. Selain dari Palembang juga dari daerah lain di Indonesia, termasuk dari negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, India, Amerika, dan Eropa. Mereka datang khususnya saat perayaan Cin Cia dan Cap Go Me.
Dari Pulau Kemaro kita akan kembali menyusuri sungai musi untuk kembali ke dermaga benteng kuto besak. Kita akan melalui jalur yang sama tetapi dengan menyusuri tepian yg berbeda. Kita akan melewati kawasan kilang minyak milik pertamina yang terdapat di daerah Sungai Gerong, perumahan staf2 Pertamina menghadap sungai musi yang berada di Bagus Kuning, Plaju.
Sebagai informasi, tarif untuk menyewa satu perahu ketek berkisar 200 ~ 250 rb. Satu perahu ketek bisa diisi 5 ~ 8 orang. Jika ingin menggunakan kapal pesiar, satu orang di kenakan tarif 70 rb.
Dengan perahu ketek, kita bisa bebas minta di antar ke berbagai tempat, bahkan bisa singgah sejenak misalnya di PT. Pusri, Sungai Gerong ataupun Pelabuhan Bom Baru. Jika menggunakan Kapal Pesir, kita hanya dapat menikmati panorama yg ada hanya dari atas kapal tersebut.
Dari sungai musi, kemana lagi tujuan kita selanjutnya.....
tunggu postingan berikutnya ya....
Salam Jalan Jalan,
Sang Lirik
Ayuk Lin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar