Jumat, 02 Oktober 2009

Genting Highland (Part I)

Hmm liburan ke Malaysia kemarin memberikan cukup banyak kesan terhadap negeri ini. Terutama ketika saya berkunjung ke Genting Highland. Mau tahu ceritanya? Mari kita bahas satu persatu.

Tentang Genting Highland



Genting Highland adalah sebuah resort yang dibangun di atas areal bukit Genting. Resort ini milik keluarga Tong yang menurut pa’cik (tour guide kami) adalah orang terkaya nomor tiga saat ini di Malaysia. Kerajaan bisnisnya dibangun dari bisnis haram perjudian. Kala itu Genting adalah pusat judi terbesar di Malaysia, dari pundi-pundi keuntungan inilah ia membuat resort bernama Genting Highland.

Dahulu sebenarnya bapak Lim Goh Tong termasuk prang terkaya pertama di Malaysia. Sayangnya setelah ia meninggal putra-putrinya tidak bisa mempertahankan kekayaan orang tuanya ke posisi pertama hingga akhirnya posisinya turun ke peringkat tiga.

Kereta Gantung



Jika kita ingin ke Genting Highland dengan jumlah rombongan yang cukup banyak, maka alternatif kendaraan yang tepat menuju Genting adalah kereta gantung. Hmm pengalaman kami naik kereta gantung di sana cukup mendebarkan.

Saat itu kami sampai malam hari di Genting Highland, sehingga kami naik kereta gantung dalam keadaan gelap gulita. Bayangkan saja jarak kereta gantung ke dasar tempat kita berpijak kurang lebih 80 meter, karena memang letak kereta gantung ini memang diatas bukit yang cukup tinggi.



Yang membuat kita mendebarkan saat ke sana bukan hanya jarak ketinggiannya saja, namun suasana gelap tanpa lampu yang diiringi dengan suara binatang-binatang liar. Hal ini membuat imajinasi kami mengkalkulasikan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi bila kereta gantung ini jatuh ke hutan, tidaaaak (lebay mode on).

Dan setelah tiga puluh menit bergelantungan di atas bumi, akhirnya kami sampai juga di Genting Highland dan menginjak bumi. Di sini kami mulai merasakan udara dingin yang cukup menusuk-nusuk (hmm kurang lebih suhunya sama kayak di puncak pass puncak Bogor, atau puncak di daerah Bandungan Semarang, yah intinya dingin lah). Setelah sampai kami tidak langsung ke hotel, karena kami harus berjalan sekitar 1 km menuju hotel. Sungguh melelahkan, terlebih jika kita membawa banyak barang (sekedar info, saat saya kesana saya membawa dua tas, dimana satu tas pegangannya rusak, alhasil saya harus bersusah payah membawa tas dengan cara menenteng).

Hotel First World



Setelah berjalan, mendaki gunung, lewati lembah, sungai mengalir indah ke samudra (lho kok malah nyanyi Hattori theme song??), akhinya kami sampai juga di hotel First World. Begitu masuk First World, kami disuguhkan pemandangan yang tidak biasa dari sebuah hotel.

Hmm bayangkan saja, bukan nuansa hotel pada umumnya yang kami dapatkan. Kesan seperti bandara lebih saya dapatkan ketika menunggu check in. Fiuh, ruang tunggu hotel ini sangat besar ternyata, dan turisnya banyak banget, hmm bener-bener berasa di ruang tunggu bandara deh….



Meski mirip bandara, di ruang tunggu depan hotel First ada nuansa yang menarik dari desain loby hotel ini. Hotel ini membuat desain yang mirip dengan suasana hutan, dengan pohon yang besar-besar. Kalau duduk di bawahnya berasa seperti duduk di pohon beneran meski pohon tersebut sebenarnya buatan.

Ada lagi yang menarik dari hotel ini. Hmm jumlah kamarnya itu lho… ada 6118 nck…nck… gak salah kalau hotel ini masuk ripleys dan guiness book of the record sebagai hotel dengan kamar terbanyak.

Ada lagi yang menarik dari Genting? Sebenaenya banyak, berhubung pengen buat sobat lirak-lirik penasaran makanya dibuat sekuelnya, pantengin terus blog plesiran kami ya….

Salam Jalan-Jalan



Mas Senda
Sang Lirak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar