Minggu, 24 Januari 2010

Menikmati Conquest of The Galaxy: Mars

Jumat malam, tanggal 22 Januari 2010 kemarin kami (baca: Sang Lirak dan Sang Lirik) mendapat kesempatan perdana melihat pertunjukan tari dari grup Condors di Theater Salihara. Grup ini menampilkan sebuah tarian kontemporer yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, saking kerennya saya (Sang Lirak) sampai speechless gak tau harus ngomong apa. Tapi gak enak kan, kalo gak di share sama sobat Lirak-Lirik….

Ok mau tau liputannya? Kencangkan ikat pinggang dan kita mulai sekarang….



Pertama-tama kita akan disambut dengan gambar-gambar plesetan khas Jepang, dari mulai gambar-gambar kartun, sampai dengan logo Columbia Pictures yang berubah menjadi orang berkepala botak bertuliskan Condors di bawah. Sejak saat itu dimulailah permainan tari yang spektakuler….

Yup, kita akan mulai disuguhkan tarian kontemporer dengan musik rock sebagai backgroundnya, dengan serempak mereka (baca: Condors) menari dengan lincahnya. Tidak ada perbedaan antara gemuk dan kurus, mereka memainkan harmonisasi yang indah dan saling mengisi satu sama lain. Dan ini adalah awal pemanasan dari mereka untuk menunjukan kualitas mereka sebagai penari kelas dunia.

Dan kemudian permainanpun dimulai….



Condors memulai bagian-bagian humor dalam tariannya, plesetan dari Sesame Street berubah menjadi Rotten Street, dimana plesetan-plesetan berupa pantomim mengajak para penonton untuk menebak alphabet seperti yang mereka tampilkan. Kita diajak untuk menebak hurup A untuk Anjing, M untuk Manohara sampai dengan Z untuk… (gak enak dibicarakan di sini coz terlalu berani humornya).

Kemudian bagian humor lainnya ditampilkan dengan pantomim olah raga khas Jepang, dimana terdapat senam sampai lompat dengan gaya humor tentunya.

Selanjutnya permainan berlanjut, dan kami disuguhkan permainan tarian yang spektakuler tentang seorang cowok yang hobi bola namun ia berusaha untuk fokus terhadap kerjaannya. Dalam adegan ini ada banyak hal yang lucu tercipta disana, seperti sindiran terhadap J.Co, sampai dengan plesetan Ariel, sungguh menghibur dan membuat perut seperti diaduk-aduk.

Penaklukan Mars



Cerita terus berlanjut, ketika mereka mulai menaklukan mars, dengan bantuan musik merekapun menari. Tidak ada yang spesial sampai sini, hingga salah satu dari penari kebelet buang air, humorpun dimulai. Sebuah tisu yang seolah melayang tiba-tiba mendatanginya untuk membersihkan kotoran yang dibuangnya.

Cerita tidak berhenti sampai disitu, sampai salah satu penari haus dan ia melihat botol Coke melayang. Agar terkesan melayang dan berada di luar angkasa, mereka berdua akhirnya minum dengan tubuh terbalik (kepala di atas dan mulut di bawah) dengan bantuan rekan mereka untuk membalikkan tubuhnya. Kejadian lucupun dimulai ketika salah seorang rekan yang membuat mereka terbalik, menggoyang-goyangkan badan sang penari yang terbalik, walhasil penari yang terbalik ini menjadi terbatuk-batuk dan memuncratkan minumannya, mukanya terlihat memerah, dan penontonpun tertawa terbahak-bahak dibuatnya. Terlebih ketika sang penari merasa kesakitan karena terdesak, tiba-tiba saja menari ketika mendengar lagu pengiring.

Belum cukup dengan minuman, mie instant kemasan (Pop Mie)pun tiba-tiba saja datang. Mereka yang terlihat lapar, dengan semangat mencoba memakannya, tentunya dengan kondisi badan yang sebelas dua belas dengan minum Coke. Dan kelucuan semakin memuncak, tatkala Pop Mie yang dimakan salah satu penari tidak bisa masuk karena diganggu oleh rekannya yang memegangi badan dalam keadaan terbalik.

Beberapa klip humorpun diputar

Untuk menyiapkan property-property selanjutnya, Condors kemudian menyiapkan beberapa klip yang lucu dan menggugah semangat. Kami semua dibuat tertawa dengan beberapa klip yang ditunjukan untuk berpindah dari satu fram ke frame lain.

Cheer Leaders or Pom-Pom



Kemudian mereka memainkan peran sebagai perempuan cheers. Beberapa terlihat cantik dan kemayu, namun tidak sedikit yang terlihat menyeramkan karena brewok mereka. Merekapun kemudian memainkan tarian seperti penari cheers dan berinteraksi dengan para audience. Beberapa audiencepun ada yang diberi semangat, ada juga yang di ledek, sungguh melihatnya membuat kami menjadi terpingkal-pingkal.

Permainan pencahayaan dalam balutan tarian



Kemudian permainan tari mereka menjadi lebih serius dari sebelumnya, lagu rock yang membuka tarian mereka semakin mengeras dengan padu padan sinar yang menari-menari diatas. Sungguh indah dan memukau penglihatan ketika mereka beraksi.

Dan tarian terakhir di tutup dengan beach frame



Gambaran tentang keadaan pantai dari mulai penjaga pantai, permainan voli, surfing sampai bersnorkling ria mereka mainkan dengan baik. Kami menjadi terhibur ketika mereka melakukan beberapa adegan tentang aktivitas pariwisata pantai. Gambaran ini semakin terlihat nyata karena didukung oleh audio effect mumpuni.

Tarian mereka menjadi sangat hidup di bagian ini dan yang paling saya sukai Ryohei Kondo selaku pendiri Condors benar-benar menunjukan totalitas dan kemampuannya dalam menari, inilah bagian paling perfect yang menutup tarian kontemporer di Salihara.

Kesimpulannya….



Pertunjukan tari kontemporer Jepang kelas dunia ini memang layak diberi Standing Applause karena penampilan mereka sempurna. Tidak ada kekurangan yang berarti dalam pertunjukannya ini. Kualitas dunia yang disandang Ryohei memang terbukti pada pertunjukan di Indonesia. Beruntunglah kita sebagai negara Asia ke tiga yang mereka datangi untuk pertunjukan Conquest of The Galaxy: Mars setelah Singapore dan Malaysia.

Kerja keras mereka untuk mencari hal-hal yang lucu untuk diangkat dalam pertunjukan mereka patut diacungi jempol, sebab kami dibuat tertawa terbahak-bahak melihat penampilan mereka. Intinya penampilan mereka perfect, so buat yang gak dateng pasti nyuesel banget.

Tentang Condors



Condors adalah grup tari kontemporee yang semua anggotanya laki-laki. Didirikan oleh Ryohei Kondo, membuat grup ini menjadi lebih berwarna. Kondo berhasil merekrut orang-orang yang hebat untuk mendukung proyek tari kontemporer yang atraktif dan energic. Mereka adalah Junichi Aota (Pembuat Klip Animasi dan Boneka untuk Condors), Yoshihiro Fujita (peserta CJB Canada/Japan Dance Partnership Project), Toshihiro Hashizume (penari yang sering terlibat di pertunjukan dalam dan luar negeri), Satoshi Ishibuchi (pemilik gelar Ph.D untuk studi seni pertunjukan dari Waseda University, ia juga seorang gitaris band rock terkenal Jinko Tentai), Michihiko Kamamura (guru bela diri Cina), Yasuharu Katsuyama (Penyanyi band The Heart Knockers), Kensaku Kobayashi (Aktor Panggung dan penulis sketsa Condors), Satoshi Okuda (Perupa Visual dan Guru Seni) dan Kojiro Yamamoto (Pemilik Gelar M.A Pendidikan dan peserta CJB Canada/Japan Dance Partnership Project). Mereka semua kemudian berkolaborasi memainkan permainan tari yang fantastis dan luar biasa.

Karya-karya mereka yang sudah ditampilkan seperti Kissing The Sun Series I-V (1996-1999), 2000 Virgin (1999), Spring Man (2000), Light My Fire (2000) dan 2000 Darling (2000) selalu mendapatkan standing applause dari para penontonnya. Begitupun dengan dua karya terakhir Conquest of The Galaxy: Jupiter dan Conquest of The Galaxy: Mars.

Salam Jalan-Jalan



Mas Senda
Sang Lirak

Sumber Foto: Milik Pribadi dan Situs JKFL

Tidak ada komentar:

Posting Komentar