Sabtu, 27 Februari 2010

Senangnya Nonton Teater Boneka Cing-Cing Mong

Yihaa, sobat Lirak Lirik, apa kabar nih? Semoga tetap sehat dan tetap semangan jalan-jalan ria mencari inspirasi. Kali ini Sang Lirak dan Sang Lirik berkesempatan untuk nonton acara teater boneka Cing-Cing Mong. Mau tahu serunya seperti apa?

Cing-Cing Mong

Sebenarnya nama ini diambil dari asal kata bergandengan tangan. Arsitek teater boneka adalah Geger Jamaludin. Ceritanya teater boneka ini sebenarnya simple, bercerita seorang rakyat jelata yang mencintai seorang putri.

Raja di kerajaan tidak senang mengetahui anaknya menyukai seorang rakyat jelata, ketimpangan status membuat dirinya berpikir kedua kali untuk menikahkan keduanya. Tidak hanya dipusingkan dengan permasalahan anaknya saja, sang raja kini juga dipusingkan oleh permasalahan baru. Para lurah yang biasa memberikan upeti tiba-tiba saja membangkang dan tidak mau membayarkan upetinya pada sang raja.

Pada cerita lain diceritakan pemaksaan pajak yang terjadi pada saat itu, rakyat-rakyat kecil yang tidak memberikan upeti diberikan uang untuk raja, dipukuli, bahkan dibunuh. Kondisi ini membuat marah seorang rakyat (ini rakyat yang menyukai sang putri), hingga akhirnya ia menumpas panglima-panglima kerajaan yang lalim.



Kerajaan menjadi khawatir, mereka takut jika ini dibiarkan, pembangkangan akan semakin meluas ke beberapa wilayah bagian. Akhirnya mereka memutuskan untuk membuat rencana agar sang perompak dibasmi.

Rencananya adalah menyutujui hubungan sang rakyat jelata dengan sang putri. Saat rakyat jelata itu lengah maka ia langsung dibunuh.

Sang putri yang tidak tahu rencana ini, sangat senang karena hubungannya disetujui oleh sang raja. Merekapun akhirnya bersama bertemu di sebuah tempat untuk melangsungkan pernikahan. Saat mereka bertemu memadu kasih satu sama lain, tiba-tiba saja sang patih menghunuskan busur panahnya ke sang pemuda itu, hingga akhirnya ia meninggal.

Selesai deh….

Kesimpulannya



Teater ini menarik, karena banyak tarian dan logat-logat jawa yang tersaji di dalamnya. Pembicaraan khas Tegal menjadi khas dan mendominasi beberapa percakapan humoris khas boneka rakyat jelatanya.

Tidak berhenti dari situ, para pemain boneka ini terlihat sangat piawai memainkan boneka (wayang modifikasi). Beberapa adegan pelukan, tarian khas Jawa bahkan sampai dengan memanah terlihat real dan natural. Mereka berhasil membuat boneka tersebut hidup hingga terlihat nyata, pokoknya keren deh….

Meski begitu ada yang kurang dari teater ini. Permainan dari teater ini sangat cepat sehingga, penonton merasa kurang puas dengan permainannya. Andai saja mereka mau meluangkan waktu lebih banyak lagi, mungkin hal ini tidak akan terjadi. But so far ok lah kalau begitu (diucapkan khas tegal biar terasa penekanannya, hehehe).

Salam Jalan-Jalan


Mas Senda
Sang Lirak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar