Hola sobat lirak-lirik, setelah vakum beberapa lama dari dunia tulis menulis jalan-jalan, kali ini saya akan menampilkan penjelasan tentang Jabal Uhud. Sudah siap mendapatkan informasi tentang Jabal Uhud? Mari kita bahas sekarang juga….
Tentang Jabal Uhud
Jabal Uhud adalah gunung terbesar yang terletak kurang lebih lima kilo meter dari kota Madinah. Nah di jabal ini adalah saksi bisu bagaimana perjuangan para syuhada memperjuangkan Islam. Salah satu syuhada yang tewas di Jabal Uhud adalah paman kandung Rasulullah SAW, yang bernama Hamzah.
Jadi dahulu ketika Perang Uhud, kamu Quraisy ingin sekali membalas kekalahan mereka dalam Perang Badar, salah satu orang yang paling memiliki dendam kesumat adalah Hindun, dia adalah seorang janda yang suaminya dibunuh oleh Hamzah ketika perang Badar.
Saat itu ia bersumpah akan membunuh Hamzah dan memakan jantung Hamzah. Ketika perang Uhud dimulai, awalnya pasukan muslim menang dan berhasil memukul mundur kaum Quraisy, tetapi karena kaum Quraisy licik mereka memutari gunung Uhud dan berhasil menyerang pasukan muslim dari arah belakang. Nah salah satu yang terbunuh adalah Hamzah, dengan tangan Wahsy (Orang suruhan Hindun) paman nabi kemudian terbunuh. Melihat jasad Hamzah, Hindun yang kalap menuntaskan janjinya dengan mencoba memakan jantungnya. Tahukah sobat, berkali-kali Hindun mencoba memakan jantung Hamzah namun gagal kemudian seperti orang gila dia bersyair menghujat Hamzah.
Kuasa Allah SWT
Akhirnya paman nabi dikuburkan di dekat Jabal Uhud. Tahukah sobat di jabal ini saya merenung dalam tatkala seorang penjaga menceritakan tentang kondisi jasad paman nabi saat terjadi banjir besar-besaran di Madinah.
Kala banjir itu, Madinah menjadi banjir dan Jabal Uhud termasuk daerah yang memiliki tingkat tergenang cukup tinggi, hal ini membuat pemakaman paman nabi tidak karuan dan akhirnya pemerintah Arab kemudian membongkar makam beliau untuk memindahkan jasad beliau. Tahukah sobat apa yang terjadi ketika makam tersebut akan dipindahkan?
Semua jenazah termasuk paman nabi ternyata jasadnya masih utuh, dan yang paling mengenaskan adalah di dada kiri paman nabi sudah bolong tanpa jantung sama sekali. Jujur mendengarnya membuat saya merenung. Ternyata betapa Allah menunjukan kuasanya ketika ada mahluknya yang mati-matian membela agama-Nya.
Bahkan sudah meninggalpun Allah SWT masih menjaga jasadnya, benar-benar tidak bisa dibayangkan semua itu. Jikalau saya nanti apakah saya akan seperti Hamzah yang selalu dijaga jasadnya? Allahualam….
Jabal ini ada di surga lho….
Nabi Muhammad SAW, pernah berkata ketika ia melihat surga, ia melihat Jabal Uhud adalah salah satu tempat yang ada di surga. Insya Allah ketika kita melihatnya di alam dunia kita akan bertemu dengan Jabal Uhud di hari akhir nanti. Semoga kita salah satu orang di dalamnya, amin….
Salam Jalan-Jalan
Mas Senda
Sang Lirak
Selasa, 20 Juli 2010
Selasa, 06 Juli 2010
Tips and Trik Selama di Madinah
Yang belum pernah ke Madinah, ini ada tips sedikit untuk sobat lirak lirik, mau tahu seperti apa, check it out:
1) Kalau mau belanja pakaian muslim terusan panjang, sebaiknya beli di pertokoan bawah tanah, karena harganya lebih murah bila dibandingkan dengan harga di atas.
2) Kalau mau beli kurma yang murah, sobat lirak lirik bisa beli di pasar kurma yang letaknya sekitar 600 meter dari masjid Nabawi. Di pasar ini kita bisa coba makan kurma sepuasnya, plus melihat kebun kurma. Kalau mau lihat bagaimana proses pemetikan kurmanya datanglah di akhir bulan Rajab, karena pada bulan ini terjadi musim panas di Madinah.
3) Kalau sakit dan demam, jangan ragu untuk masuk klinik dan rumah sakit yang ditunjuk pemerintah. Masalah biaya nggak usah khawatir, selama kita memegang pasport atau tanda pengenal umroh, semuanya gratis.
4) Orang Arab pandai merayu dan semangat dalam menjual, saking semangatnya tangan kita akan ditarik-tarik oleh mereka (untuk yang ikhwan saja, jadi yang akhwat jangan khawatir), nah kalau sudah begini kita harus pandai-pandai mencuri-curi pandang melihat dagangan mereka, agar tidak ditarik-tarik untuk membeli, hehehe….
5) Orang Arab sangat suka dengan kamera, beberapa kali mereka memperhatikan kamera saya dan memotret saya dengan senang hati, pas banget buat yang doyan di foto kayak orang Indonesia, wehehehe….
6) Kalau belanja perhatikan detil darimana buatannya, karena di Madinah banyak sekali barang yang bertuliskan made in China.
7) Harus nyobain susu merek Al Marai, susu merek ini enak banget dan tidak eneg. Rasanya akan sangat segar bila diminum panas-panas. Ada lagi yang mereknya Nadec, kalau ini milknya full cream, jadi rasanya sedikit berat dari Al Marai.
8) Jangan lupa beli kebab, kebab di sini enak lho, ada rasa daging lembu dan ayam, it’s so yummy….
9) Kacamata hitam, harus selalu dipakai tatkala kita jalan-jalan. Cuaca panas mungkin kita ok-ok saja, tapi silaunya itu tidak tahan….
10) Kalau mau telephone ke Indonesia, saya sarankan beli nomor baru. Operator yang bagus di Arab adalah Mobily. Yang kedua adalah Sata (kalau di Indonesia Axis, lambangnya mirip banget dengan Axis di Indonesia).
11) Bawa selalu air minum kemanapun kita melangkah. Di Madinah, panas tidak akan membuat kita keringatan, tapi justru itu yang harus kita waspadai. Sebab pada dasarnya panas seperti ini biasanya malah lebih cepat membuat kita dehidrasi.
12) Jangan lupa pakai sun block kemanapun kita melangkah.
13) Kalau mau beli oleh-oleh tawar dulu, trus kalau nggak boleh pura-pura melangkah jauh, nanti juga mereka akan kejar kita (hanya untuk belanja barang dan bukan untuk belanja kurma ya).
Salam Jalan-Jalan
Mas Senda
Sang Lirak
Minggu, 04 Juli 2010
Masjid Nabawi
Alhamdulillah, sobat Lirak Lirik, akhirnya saya bisa juga menyentuh tanah Haram dan diundang oleh Allah SWT untuk memakmurkan salah satu masjidnya di Madinah. Hmm mau tahu seluk beluk masjidnya, mari ikuti perjalanan saya….
Tentang Masjid Nabawi
Masjid ini adalah masjid kedua yang dibangung Rasulullah SAW setelah masjid Quba, pembangunannya dimulai pada bulan Rabiul Awal 1 Hijriah setelah beliau hijrah dari Mekkah ke Madinah.
Masjid Nabawi dibangun diatas tanah dua orang anak yatim (Sahal dan Suhail) yang dibeli dengan harga sepuluh dinar dan ditambah tanah wakaf dari As’an bin Zurarah serta tanah bekas kamu muslimin yang rusak. Peletakan pertamanya dilakukan oleh Rasulullah sendiri, hinggak kemudian di lanjutkan oleh empat sahabt nabi, Abu Bakar, Umar bin Khatab, Ustman bin Affan dan Ali bin Abu Tahalib.
Dahulu masjid ini sangat kecil, karena hanya seluas 1.050 m2. Tiang-tiang dan atapnya dibuat dari batang kurma, sedangkan untuk penerangannya dibuat dari pelepah kurma yang dibakar.
Nah, kalau sekarang masjid ini lebih besar lagi dan mengalami perluasan berkali-kali lipat dari sebelumnya. Sejak tahun 1985, pemerintah Saudi melakukan penggusuran besar-besaran hingga mencapai 100.000 m2. Dengan luas lantai dasar 98.000 m2, luas lantai atas 98.000 m2 dan luas lantai bawah 90.000 m2. Daya tampung halamannya saja bisa mencapai 1.000.000 jama’ah pada musim haji dan 650.000 jama’ah pada musim biasa.
Bisa dikatakan ini adalah masjid terbesar di yang ada di muka bumi. Karena luasnya saja sepuluh kilometer. Waktu saya sholat, saya harus berjalan kurang lebih empat kilometer untuk sampai bagian depan masjid (raudhoh), jadi bisa kebayangkan berapa kilometer saya jalan dari hotel sampai ke masjid untuk sholat lima waktu.
Fakta-fakta menarik yang ada pada masjid ini….
Masjid ini adalah masjid tempat dimakamkannya Rasulullah SAW. Jadi di masjid ini kita akan menemukan makam rasul yang ditutup dengan pagar emas dengan penjagaan ketat dari askar-askar (semacam polisi Saudi Arabia gitu). Pintu masuk dari makam rasul sendiri berada pada posisi kiblat, jadi kita baru bisa lihat ketika kita akan pergi ke keluar masjid.
Diantara makam rasul dan mihrab tempat rasul berdiri itu, namanya raudhoh, disini adalah tempat yang makbul untuk berdoa karena selalu dipadati oleh pengunjung, wuih waktu saya sholat disana, saya harus berebutan dengan banyak orang yang sholat di masjid beliau, sensasi desak-desakkannya seru lho….
Untuk luas raudhoh sendiri 22 meter x 15 meter, diukur dari jarak atnara rumah nabi dengan mimbar nabi sendiri.
Oh iya di raudhoh ini ada lima tiang penting yang terdapat zona tersebut, berikut saya jelaskan tiang-tiang tersebut:
1) Tiang Siti Aisyah, tiang ini yang disebut dengan Usthuwaanah Aisyah terletak di tengah raudhoh, yakni tiang ketiga dari mimbar dan dinding maqam Rasulullah SAW. Di tengah tiang ini terdapat tulisan dalam bahasa Arab: Usthuwaanah Aisyah.
2) Tiang Taubah, letaknya berada diantara tiang Aisyah dan tiang as Sarir (dinding maqam Rasulullah SAW. Tiang ini dikenal dekan nama Tiang Abu Lubabah (Usthuwaanah Abu Lubabah).
3) Tiang as Sarir, diambil dari kata tempat tidur, tiang ini terletak pada sebelah timur (di samping) tiang Taubah, menempel dengan dinding maqam Rasulullah SAW.
4) Tiang al Haras (Usthuwaanah al Haras), nah kalau tiang ini terletak menempel pada maqam Rasulullah SAW, sebelah utara dari tiang as Sarir. Tiang ini punya sejarah sendiri, karena di tempat ini dahulunya dijadikan tempat pengaman dan pis keamanan untuk menjaga keselamatan dan keamanan Rasulullah SAW hingga datangnya jaminan keselamatan dari Allah SWT yang terdapat pada surat Al Maa’idah ayat 67 yang berbunyi: “Allah memelihara engkau dari gangguan manusia.”
5) Tiang al Wufud (Usthuwaanah al Wufud), kalau tiang ini terletak paling utara dari tiang as Sarir dan tiang al Haras. Letaknya menempel di dinding makam Rasulullah SAW. Dahulu tiang ini dipergunakan Rasulullah SAW untuk menerima tamu-tamu penting baik dari petinggi Arab maupun para sahabat.
Itulah tiang-tiang dan raudhoh, keistimewaan lainnya yang tidak kalah penting untuk dicatat adalah kubah hijau (green dome) karena di bawah kubah inilah nabi Muhammad SAW dan kedua sahabatnya, Abu Bakar dan Umar di makamkan. Selain itu ada beberapa kubah kecil di sekeliling kubah hijau, hmm kalau boleh dibilang masing-masing kubahnya itu bagus banget, karena ada hiasan relief bunga yang menghiasi bagian atas masjid. Huaa pokoknya keren banget deh….
Payung di masjid Nabawi, adalah payung tempat untuk berteduhnya jemaah bila panas menyengat kulit. Hmm di payung ini terdapat yang secara otomatis memancarkan hawa dingin di sekelilingnya. Hmm bentuk payungnya sama persis dengan masjid agung jawa tengah (yang memang meng-copy paste langsung dari masjid ini).
Di dalam masjid ini terdapat 674 lampu kristal yang super duper mewah, karena semuanya berlapis emas, beratnya bervariasi antara 125 Kg, 145 Kg dan 485 Kg. Semuanya dipesan khusus dari Italia.
Toilet yang sangat besar dan jauh, hmm kalau boleh bilang jarak toilet-nya cukup jauh dengan tempat sholat, jadi saran saya mending pipis di hotel daripada pipis di masjid, soalnya mau kalau mau pipis, jaraknya hampir sama dengan muterin gelora bung karno empat kali (nah kebayang kan jauhnya semana?).
Tips and Trik di Masjid Nabawi
1) Kalau datang ke masjid, kalau bisa satu jam sebelumnya, biar bisa dapat di zona Raudhoh. Karena kalau di luar itu kita nggak kebagian zona ini.
2) Sebelum sholat ada baiknya minum air zam-zam dulu dua gelas untuk energi kita jalan, air zam-zam memberi kita kekuatan lebih pada saat sholat dan berjalan menuju hotel, jadi sobat lirak-lirik mesti minum dulu sebelum melakukan aktivitas ibadah.
3) Kalau mau foto-foto di dalam, jangan sampai ketahuan askar di depan pintu masuk masjid, usahakan kita simpan karena kalau ketahuan bisa diambil bahkan dibanting lho….
4) Jangan lupa wakafin Al Qur’an, nah untuk satu Al Qur’an kita bisa beli dengan 20 riyal, lumayan untuk nambah-nambah pahala kita, siapa tahu nanti dibaca orang pada saat bulan puasa.
5) Kalau mau sholat di raudhoh, ambil waktu dekat-dekat sholat, jadi kita bisa stay terus sampai sholat berjamaah.
Kesimpulannya….
Ini adalah masjid paling berkesan kedua setelah Masjidil Haram, saya bisa katakan ini masjid paling besar di dunia dan pokoknya keren deh, pokoknya harus datang ke masjid ini, dijamin pengalaman spirtual kita akan bertambah….
Salam Jalan-Jalan
Mas Senda
Sang Lirak
Sumber Bahan: Buku Pintar Haji dan Umroh, Iwan Gayo
Sumber Foto: Koleksi Pribadi dan http://daarassalam.files.wordpress.com/2009/03/masjid-nabawi18.jpg
Tentang Masjid Nabawi
Masjid ini adalah masjid kedua yang dibangung Rasulullah SAW setelah masjid Quba, pembangunannya dimulai pada bulan Rabiul Awal 1 Hijriah setelah beliau hijrah dari Mekkah ke Madinah.
Masjid Nabawi dibangun diatas tanah dua orang anak yatim (Sahal dan Suhail) yang dibeli dengan harga sepuluh dinar dan ditambah tanah wakaf dari As’an bin Zurarah serta tanah bekas kamu muslimin yang rusak. Peletakan pertamanya dilakukan oleh Rasulullah sendiri, hinggak kemudian di lanjutkan oleh empat sahabt nabi, Abu Bakar, Umar bin Khatab, Ustman bin Affan dan Ali bin Abu Tahalib.
Dahulu masjid ini sangat kecil, karena hanya seluas 1.050 m2. Tiang-tiang dan atapnya dibuat dari batang kurma, sedangkan untuk penerangannya dibuat dari pelepah kurma yang dibakar.
Nah, kalau sekarang masjid ini lebih besar lagi dan mengalami perluasan berkali-kali lipat dari sebelumnya. Sejak tahun 1985, pemerintah Saudi melakukan penggusuran besar-besaran hingga mencapai 100.000 m2. Dengan luas lantai dasar 98.000 m2, luas lantai atas 98.000 m2 dan luas lantai bawah 90.000 m2. Daya tampung halamannya saja bisa mencapai 1.000.000 jama’ah pada musim haji dan 650.000 jama’ah pada musim biasa.
Bisa dikatakan ini adalah masjid terbesar di yang ada di muka bumi. Karena luasnya saja sepuluh kilometer. Waktu saya sholat, saya harus berjalan kurang lebih empat kilometer untuk sampai bagian depan masjid (raudhoh), jadi bisa kebayangkan berapa kilometer saya jalan dari hotel sampai ke masjid untuk sholat lima waktu.
Fakta-fakta menarik yang ada pada masjid ini….
Masjid ini adalah masjid tempat dimakamkannya Rasulullah SAW. Jadi di masjid ini kita akan menemukan makam rasul yang ditutup dengan pagar emas dengan penjagaan ketat dari askar-askar (semacam polisi Saudi Arabia gitu). Pintu masuk dari makam rasul sendiri berada pada posisi kiblat, jadi kita baru bisa lihat ketika kita akan pergi ke keluar masjid.
Diantara makam rasul dan mihrab tempat rasul berdiri itu, namanya raudhoh, disini adalah tempat yang makbul untuk berdoa karena selalu dipadati oleh pengunjung, wuih waktu saya sholat disana, saya harus berebutan dengan banyak orang yang sholat di masjid beliau, sensasi desak-desakkannya seru lho….
Untuk luas raudhoh sendiri 22 meter x 15 meter, diukur dari jarak atnara rumah nabi dengan mimbar nabi sendiri.
Oh iya di raudhoh ini ada lima tiang penting yang terdapat zona tersebut, berikut saya jelaskan tiang-tiang tersebut:
1) Tiang Siti Aisyah, tiang ini yang disebut dengan Usthuwaanah Aisyah terletak di tengah raudhoh, yakni tiang ketiga dari mimbar dan dinding maqam Rasulullah SAW. Di tengah tiang ini terdapat tulisan dalam bahasa Arab: Usthuwaanah Aisyah.
2) Tiang Taubah, letaknya berada diantara tiang Aisyah dan tiang as Sarir (dinding maqam Rasulullah SAW. Tiang ini dikenal dekan nama Tiang Abu Lubabah (Usthuwaanah Abu Lubabah).
3) Tiang as Sarir, diambil dari kata tempat tidur, tiang ini terletak pada sebelah timur (di samping) tiang Taubah, menempel dengan dinding maqam Rasulullah SAW.
4) Tiang al Haras (Usthuwaanah al Haras), nah kalau tiang ini terletak menempel pada maqam Rasulullah SAW, sebelah utara dari tiang as Sarir. Tiang ini punya sejarah sendiri, karena di tempat ini dahulunya dijadikan tempat pengaman dan pis keamanan untuk menjaga keselamatan dan keamanan Rasulullah SAW hingga datangnya jaminan keselamatan dari Allah SWT yang terdapat pada surat Al Maa’idah ayat 67 yang berbunyi: “Allah memelihara engkau dari gangguan manusia.”
5) Tiang al Wufud (Usthuwaanah al Wufud), kalau tiang ini terletak paling utara dari tiang as Sarir dan tiang al Haras. Letaknya menempel di dinding makam Rasulullah SAW. Dahulu tiang ini dipergunakan Rasulullah SAW untuk menerima tamu-tamu penting baik dari petinggi Arab maupun para sahabat.
Itulah tiang-tiang dan raudhoh, keistimewaan lainnya yang tidak kalah penting untuk dicatat adalah kubah hijau (green dome) karena di bawah kubah inilah nabi Muhammad SAW dan kedua sahabatnya, Abu Bakar dan Umar di makamkan. Selain itu ada beberapa kubah kecil di sekeliling kubah hijau, hmm kalau boleh dibilang masing-masing kubahnya itu bagus banget, karena ada hiasan relief bunga yang menghiasi bagian atas masjid. Huaa pokoknya keren banget deh….
Payung di masjid Nabawi, adalah payung tempat untuk berteduhnya jemaah bila panas menyengat kulit. Hmm di payung ini terdapat yang secara otomatis memancarkan hawa dingin di sekelilingnya. Hmm bentuk payungnya sama persis dengan masjid agung jawa tengah (yang memang meng-copy paste langsung dari masjid ini).
Di dalam masjid ini terdapat 674 lampu kristal yang super duper mewah, karena semuanya berlapis emas, beratnya bervariasi antara 125 Kg, 145 Kg dan 485 Kg. Semuanya dipesan khusus dari Italia.
Toilet yang sangat besar dan jauh, hmm kalau boleh bilang jarak toilet-nya cukup jauh dengan tempat sholat, jadi saran saya mending pipis di hotel daripada pipis di masjid, soalnya mau kalau mau pipis, jaraknya hampir sama dengan muterin gelora bung karno empat kali (nah kebayang kan jauhnya semana?).
Tips and Trik di Masjid Nabawi
1) Kalau datang ke masjid, kalau bisa satu jam sebelumnya, biar bisa dapat di zona Raudhoh. Karena kalau di luar itu kita nggak kebagian zona ini.
2) Sebelum sholat ada baiknya minum air zam-zam dulu dua gelas untuk energi kita jalan, air zam-zam memberi kita kekuatan lebih pada saat sholat dan berjalan menuju hotel, jadi sobat lirak-lirik mesti minum dulu sebelum melakukan aktivitas ibadah.
3) Kalau mau foto-foto di dalam, jangan sampai ketahuan askar di depan pintu masuk masjid, usahakan kita simpan karena kalau ketahuan bisa diambil bahkan dibanting lho….
4) Jangan lupa wakafin Al Qur’an, nah untuk satu Al Qur’an kita bisa beli dengan 20 riyal, lumayan untuk nambah-nambah pahala kita, siapa tahu nanti dibaca orang pada saat bulan puasa.
5) Kalau mau sholat di raudhoh, ambil waktu dekat-dekat sholat, jadi kita bisa stay terus sampai sholat berjamaah.
Kesimpulannya….
Ini adalah masjid paling berkesan kedua setelah Masjidil Haram, saya bisa katakan ini masjid paling besar di dunia dan pokoknya keren deh, pokoknya harus datang ke masjid ini, dijamin pengalaman spirtual kita akan bertambah….
Salam Jalan-Jalan
Mas Senda
Sang Lirak
Sumber Bahan: Buku Pintar Haji dan Umroh, Iwan Gayo
Sumber Foto: Koleksi Pribadi dan http://daarassalam.files.wordpress.com/2009/03/masjid-nabawi18.jpg
Rabu, 23 Juni 2010
Sang Lirak di Museum Ullen Sentanu
Museum apa yang paling keren se-Indonesia? Hmm sepanjang saya mengunjungi museum di Indonesia, baru Ullen Sentanu yang bisa membuat saya terbengong-bengong (karena saking takjubnya). Hmm mau tahu seperti apa museum ini, mari kita bahas satu persatu:
Pintu Masuk
Huff boleh dibilang pintu masuk di museum ini bikin saya kesal dan tidak yakin dengan harga yang ditawarkan pengelola museum. Bayangkan saja saya harus bayar dua puluh lima ribu rupiah hanya untuk menyaksikan museum saja (rada-rada kesal, karena harga normal masuk museum ya sekitar dua ribu sampai lima ribu rupiah), mana papan penunjuknya nggak meyakinkan lagi. Tapi akhirnya semua itu menjadi sirna tatkala pintu dibuka….
Petualanganpun dimulai….
Kami kemudian mulai masuk ke dalam museum dengan sebuah peringatan keras dari guide-ya “dilarang memotret ya!” Huft alhasil saya tidak mendapatkan foto bagian dalam museum ini. Sayapun dibuat bertanya-tanya alasan yang membuat kita tidak boleh memfoto bagian dalam museum ini.
Ternyata, eh ternyata di dalam museum ini penuh dengan lukisan, karena itu saya sangat wajar bila museum ini tidak boleh berfoto ria, karena pengalaman saya di museum Affandi juga seperti itu. Dan saya juga akhirnya mengerti alasan terbesar kenapa museum ini harganya larang (larang itu bahasa jawanya mahal).
Ruang Selamat Datang
Nah, di ruang ini ada patung selamat datang berbentu Dewi Sri dan terdapat cerita di balik pendirian museum ini. Nah, jadi museum ini mulai dirintis pada tahun 1994 dan mulai diresmikan berdirinya pada 1 Maret 1997, pemilihan tanggal ini dikarenakan ini adalah tanggal yang bersejarah untuk warga Jogja. Peresmian museum dilakukan oleh KGPAA Paku Alam VIII, Gubernur DIY pada waktu itu. Secara kepemilikan, museum swasta ini diprakarsai keluarga Haryono dari Yogyakarta dan berada di bawah payung Yayasan Ulating Blencong dengan penasehat antara lain: I.S.K.S. Paku Buwono XII, KGPAA Paku Alam VIII, GBPH Poeger, GRAy Siti Nurul Kusumawardhani, Ibu Hartini Soekarno, serta KP. dr. Samuel Wedyadiningrat, Sp.(B). K.(Onk).
Museum Ullen Sentalu Terletak di kawasan wisata Kaliurang tepatnya di dalam Taman Kaswargan dengan luas tanah 11.990 m2. Secara filosofis, nama Kaswargan dipilih karena terletak di ketinggian lereng Gunung Merapi, di mana kultur masyarakat Jawa menganggap Gunung Merapi sebagai tempat sakral. Taman Kaswargan berada dalam suatu “historical district”, yaitu kawasan bersejarah seperti Pesanggrahan Ngeksigondo dan Wisma Kaliurang. Pesanggrahan Ngeksigondo dibangun atas perintah Sultan Hamengku Buwono VII sebagai tempat peristirahatan keluarga Kasultanan Ngayogyakarta, sedang Wisma Kaliurang pernah digunakan untuk perundingan Komisi Tiga Negara, yaitu Amerika, Australia, dan Belgia pada masa revolusi kemerdekaan negara RI. Kaliurang merupakan kawasan wisata gunung dengan jarak 25 km dari pusat kota Yogyakarta, sehingga merupakan tujuan wisata yang sangat menarik dan potensial. Selain itu, terletak pada jalur wisata strategis yang menghubungkan obyek wisata Candi Borobudur dan Candi Prambanan.
Dalam perkembangannya, Museum Ullen Sentalu berpijak pada paradigma baru yang cenderung memaknai warisan budaya berupa kisah atau peristiwa yang bersifat tak benda (intangible heritage). Kecenderungan ini berawal dari suatu kondisi dimana Dinasti Mataram Islam cenderung menghasilkan budaya yang sifatnya intangible dibanding warisan budaya tangible yang lebih pada kebendaan. Padahal intangible heritage yang mencakup semua ekspresi, pengetahuan, representasi, praktek, ketrampilan yang dikenali sebagai bagian warisan budaya lebih rentan untuk pudar dan punah, apalagi dengan perkembangan arus globalisasi yang semakin tak terelakkan.
Bertolak dari kondisi tersebut, maka Museum Ullen Sentalu berupaya mengembangkan paradigma baru sebagai suatu terobosan yaitu dengan pemilihan lokasi yang berada di daerah pegunungan (resort), dan bukan di downtown; tidak menempati bangunan cagar budaya, tapi bangunan baru pada landscape kosong; dikelola sebagai private corporation dan bukan state institution; bersifat eclectic (carefully selected) collection dan tidak mengandalkan jumlah koleksi massive; lebih banyak memaknai warisan budaya berupa kisah atau peristiwa yang bersifat tak benda (intangible heritage) dan tidak selalu mengandalkan warisan budaya kebendaan (tangible heritage); tidak semua koleksi terdiri dari artefak dan benda memorabilia tetapi sebagian terdiri dari ambiance kebudayaan materi masa kini; tidak menggunakan label pada koleksi yang dipamerkan tetapi mengandalkan tour guide; berifat movement dan bukan monument; sebagai a-muse-ment dan bukan muse-um dan saat ini tengah dikembangkan untuk menjadi living museum dan bukan “dead” museum.
Salah satu upaya Museum Ullen Sentalu dalam memvisualisasikan berbagai warisan intangible dari Dinasti Mataram adalah dengan memanfaatkan media interpretasi dalam bentuk Conceptual and Imaginary Narrative Paintings.
Ruang Seni Tari dan Gamelan
Nah di ruang ini kita akan menemukan lukisan tarian jawa, mau tahu siapa saja yang ada di lukisan itu?
Di ruang ini kita akan menemukan lukisan tari serimpi yang dibawakan langsung oleh Gusti Nurul (puteri Mangkunegaraan-kalau di Jogja namanya Pakualam, nah kalau di Solo namanya Mangkunegaraan).
Dalam lukisan ini terdapat lukisan tarian yang menceritakan pertarungan antara bangsa Jawa dengan China. Karena ini tarian Jawa, ya pasti menang Jawa, hehehe…, begitulah kata sang tour guide dengan logat inggris yang rada medok.
Guwa Sela Giri.
Suatu ruang pamer yang dibangun di bawah tanah, karena menyesuaikan dengan kontur tanah yang tidak rata. Ruang ini berupa lorong panjang yang merupakan perpaduan Sumur Gumuling Taman Sari dan gaya Gothic. Arsitektur Guwa Sela Giri didominasi dengan penggunaan material bangunan dari batu Merapi. Ruang ini memamerkan karya-karya lukis dokumentasi dari tokoh-tokoh yang mewakili figur 4 kraton Dinasti Mataram. Melalui karya-karya lukis dokumentasi para tokoh yang dikemas dalam karya fine arts serta didukung kelengkapan data sejarah yang berkaitan, maka suatu interaksi antara karya seni, pengungkapan data-data seni budaya dan sejarah dari suatu peradaban yang intangible dapat terkomunikasikan secara kaya dan bebas. Ruangan ini boleh dibilang atraktif, terutama beberapa lukisan yang terlihat hidup. Salah satu lukisan yang hidup kalau kita perhatikan seperti melihat kita terus kemanapun kita pergi, hehehe rada-rada ngeri juga ngelihatnya….
Kampung Kambang
Merupakan areal yang berdiri di atas kolam air dengan bangunan berupa ruang-ruang di atasnya. Konsep areal ini diambil dari konsep Bale Kambang dan konsep Labirin. Kampung Kambang terdiri dari lima ruang pamer museum, yaitu: Ruang Syair untuk Tineke, Royal Room Ratoe Mas, Ruang Batik Vorstendlanden, Ruang Batik Pesisiran, dan Ruang Putri Dambaan.
- Ruang Syair untuk Tineke
Ruang yang menampilkan syair-syair yang diambil dari buku kecil GRAj Koes Sapariyam (putri Sunan PB XI, Surakarta) dan ditemukan di suatu ruang di dalam Kaputren Kasunanan Surakarta. Syair-syair itu ditulis dari tahun 1939-1947, oleh para kerabat dan teman-teman GRAj Koes Sapariyam yang akrab dipanggil Tineke sebagai puisi-puisi kenangan. Melalui syair-syair tersebut terungkap kemampuan intelektual dalam seni sastra para putri di balik tembok kraton.
- Royal Room Ratu Mas
Suatu ruang yang khusus dipersembahkan bagi Ratu Mas, permaisuri Sunan Paku Buwana X. Di ruang ini dipamerkan lukisan Ratu Mas, foto-foto beliau bersama Sunan serta putrinya, serta pernak-pernik kelengkapan beliau, seperti topi, kain batik, dodot pengantin, dodot putri, asesori, dll.
- Ruang Batik Vorstendlanden
Menampilkan koleksi batik dari era Sultan HB VII - Sultan HB VIII dari Kraton Yogyakarta serta Sunan PB X hingga Sunan PB XII dari Surakarta. Melalui koleksi tersebut terlihat suatu proses seni dan daya kreasi masyarakat Jawa dalam menuangkan filosofi yang dianutnya melalui corak motif batik. Perpaduan keindahan seni batik dan makna-makna filosofis yang dikandungnya menguak suatu warisan budaya intangible yang sangat kaya.
- Ruang Batik Pesisiran
Ruang ini melengkapi proses akulturasi budaya yang ada di Jawa. Dipamerkan kostum, yaitu keindahan bordir tangan dari kebaya-kebaya yang dikenakan kaum peranakan mulai jaman HB VII (1870-an) serta kain batik yang lebih kaya warna.
- Ruang Putri Dambaan
Ruang ini dikatakan sebagai album hidup GRAy Siti Nurul Kusumawardhani, putri tunggal Mangkunegara VII dengan permaisuri GKR Timur. Menampilkan dokumentasi foto pribadi dari masa kanak-kanak hingga pernikahannya (1921-1951). Melalui foto-foto tersebut tersaji muatan budaya yang bersifat intangible, seperti: ritual-ritual tahapan kehidupan seorang putri kraton beserta segala pernak-perniknya yang merupakan kekayaan warisan budaya Jawa. Ruang ini sangat istimewa karena terasa kedekatannya dengan Sang Tokoh, yang meresmikan sendiri Ruang Putri Dambaan tersebut pada ulang tahun ke-81 pada tahun 2002. Seperti ada ikatan batin antara tokoh dan Ruang Putri Dambaan karena album perjalanan hidup putri Mangkunegaran ini dititipkan secara pribadi dalam ruang tersebut di Museum Ullen Sentalu.
Gusti Nurul adalah putri Mangkunegaran yang memberi inspirasi para pangeran Mataram untuk tidak berpoligami. Beliau merupakan putri permaisuri yang gemar berkuda, yang tidak lazim pada era tersebut.
Nah diantara lima ruang ini, ruang syair untuk Tineke adalah ruang favorit saya. Disini terlihat sekali Tineke dengan sangat matang membuat sebuah puisi yang indah dan memekakkan jiwa bagi siapa saja yang sedang patah hati (kalau saya sih tidak, hehehe…).
Koridor Retja Landa
Merupakan museum outdoor yang memamerkan arca-arca dewa-dewi dari abad VIII-IX M. pada masa itu berkembang agama dan budaya Hindu Budha, sehingga ada pemujaan pada dewa-dewa yang diwujudkan dalam bentuk penyembahan pada arca-arca dewa tertentu.
Kalau boleh jujur arca-arca ini sebenarnya lebih menarik dilihat di candi-candi, kalau disini, kelihatannya lebih mirip pajangan saja.
Ruang Budaya
Di ruang ini dipamerkan beberapa lukisan raja Mataram, lukisan serta patung dengan tata rias pengantin gaya Surakarta serta Yogyakarta. Hmm ruangan ini sebenarnya mirip-mirip anjungan Jawa Tengah dan Jogja di Taman Mini, hayoo siapa yang sudah pernah kesana?
Terakhir kita minum-minum deh….
Di akhir kunjungan semua tamu mendapat suguhan minuman spesial, resepnya merupakan warisan Gusti Kanjeng Ratoe Mas, putri Sultan HB VII yang disunting sebagai permaisuri Raja Surakarta, Sunan PB X. Konon, minuman ini memberi kesehatan dan awet muda.
Minuman ini rasanya hangat, tapi jahenya nggak strong dan pas di lidah kita. Hmm kalau dirasa-rasain mirip wedang jahe, dicampur daun jeruk, melati, madu dan gula merah deh….
Kesimpulan
Museum ini boleh dibilang sangat profesional dalam pengelolaannya. Terbukti dengan teraturnya jam buka museum dan jam-jam dimana kita bisa mendapatkan tour guide Indonesia Language or English Language.
Situsnyapun dikelola profesional, sehingga wajar banget banyak turis asing yang jatuh cinta dengan museum ini. Tidak hanya profesional, fitur-fitur pendukung untuk bisa mencapai museum ini cukup mumpuni. Di daerah ini terdapat beberapa bungalow untuk sekedar menginap dan merasakan sensasi kesejukan Kaliurang. So, kalau ke Jogja jangan cuma tahunya Malioboro doang, basi tau!....
Salam Jalan-Jalan
Mas Senda
Sang Lirak
Sumber Pemberitaan: http://masdapit.com/
Pintu Masuk
Huff boleh dibilang pintu masuk di museum ini bikin saya kesal dan tidak yakin dengan harga yang ditawarkan pengelola museum. Bayangkan saja saya harus bayar dua puluh lima ribu rupiah hanya untuk menyaksikan museum saja (rada-rada kesal, karena harga normal masuk museum ya sekitar dua ribu sampai lima ribu rupiah), mana papan penunjuknya nggak meyakinkan lagi. Tapi akhirnya semua itu menjadi sirna tatkala pintu dibuka….
Petualanganpun dimulai….
Kami kemudian mulai masuk ke dalam museum dengan sebuah peringatan keras dari guide-ya “dilarang memotret ya!” Huft alhasil saya tidak mendapatkan foto bagian dalam museum ini. Sayapun dibuat bertanya-tanya alasan yang membuat kita tidak boleh memfoto bagian dalam museum ini.
Ternyata, eh ternyata di dalam museum ini penuh dengan lukisan, karena itu saya sangat wajar bila museum ini tidak boleh berfoto ria, karena pengalaman saya di museum Affandi juga seperti itu. Dan saya juga akhirnya mengerti alasan terbesar kenapa museum ini harganya larang (larang itu bahasa jawanya mahal).
Ruang Selamat Datang
Nah, di ruang ini ada patung selamat datang berbentu Dewi Sri dan terdapat cerita di balik pendirian museum ini. Nah, jadi museum ini mulai dirintis pada tahun 1994 dan mulai diresmikan berdirinya pada 1 Maret 1997, pemilihan tanggal ini dikarenakan ini adalah tanggal yang bersejarah untuk warga Jogja. Peresmian museum dilakukan oleh KGPAA Paku Alam VIII, Gubernur DIY pada waktu itu. Secara kepemilikan, museum swasta ini diprakarsai keluarga Haryono dari Yogyakarta dan berada di bawah payung Yayasan Ulating Blencong dengan penasehat antara lain: I.S.K.S. Paku Buwono XII, KGPAA Paku Alam VIII, GBPH Poeger, GRAy Siti Nurul Kusumawardhani, Ibu Hartini Soekarno, serta KP. dr. Samuel Wedyadiningrat, Sp.(B). K.(Onk).
Museum Ullen Sentalu Terletak di kawasan wisata Kaliurang tepatnya di dalam Taman Kaswargan dengan luas tanah 11.990 m2. Secara filosofis, nama Kaswargan dipilih karena terletak di ketinggian lereng Gunung Merapi, di mana kultur masyarakat Jawa menganggap Gunung Merapi sebagai tempat sakral. Taman Kaswargan berada dalam suatu “historical district”, yaitu kawasan bersejarah seperti Pesanggrahan Ngeksigondo dan Wisma Kaliurang. Pesanggrahan Ngeksigondo dibangun atas perintah Sultan Hamengku Buwono VII sebagai tempat peristirahatan keluarga Kasultanan Ngayogyakarta, sedang Wisma Kaliurang pernah digunakan untuk perundingan Komisi Tiga Negara, yaitu Amerika, Australia, dan Belgia pada masa revolusi kemerdekaan negara RI. Kaliurang merupakan kawasan wisata gunung dengan jarak 25 km dari pusat kota Yogyakarta, sehingga merupakan tujuan wisata yang sangat menarik dan potensial. Selain itu, terletak pada jalur wisata strategis yang menghubungkan obyek wisata Candi Borobudur dan Candi Prambanan.
Dalam perkembangannya, Museum Ullen Sentalu berpijak pada paradigma baru yang cenderung memaknai warisan budaya berupa kisah atau peristiwa yang bersifat tak benda (intangible heritage). Kecenderungan ini berawal dari suatu kondisi dimana Dinasti Mataram Islam cenderung menghasilkan budaya yang sifatnya intangible dibanding warisan budaya tangible yang lebih pada kebendaan. Padahal intangible heritage yang mencakup semua ekspresi, pengetahuan, representasi, praktek, ketrampilan yang dikenali sebagai bagian warisan budaya lebih rentan untuk pudar dan punah, apalagi dengan perkembangan arus globalisasi yang semakin tak terelakkan.
Bertolak dari kondisi tersebut, maka Museum Ullen Sentalu berupaya mengembangkan paradigma baru sebagai suatu terobosan yaitu dengan pemilihan lokasi yang berada di daerah pegunungan (resort), dan bukan di downtown; tidak menempati bangunan cagar budaya, tapi bangunan baru pada landscape kosong; dikelola sebagai private corporation dan bukan state institution; bersifat eclectic (carefully selected) collection dan tidak mengandalkan jumlah koleksi massive; lebih banyak memaknai warisan budaya berupa kisah atau peristiwa yang bersifat tak benda (intangible heritage) dan tidak selalu mengandalkan warisan budaya kebendaan (tangible heritage); tidak semua koleksi terdiri dari artefak dan benda memorabilia tetapi sebagian terdiri dari ambiance kebudayaan materi masa kini; tidak menggunakan label pada koleksi yang dipamerkan tetapi mengandalkan tour guide; berifat movement dan bukan monument; sebagai a-muse-ment dan bukan muse-um dan saat ini tengah dikembangkan untuk menjadi living museum dan bukan “dead” museum.
Salah satu upaya Museum Ullen Sentalu dalam memvisualisasikan berbagai warisan intangible dari Dinasti Mataram adalah dengan memanfaatkan media interpretasi dalam bentuk Conceptual and Imaginary Narrative Paintings.
Ruang Seni Tari dan Gamelan
Nah di ruang ini kita akan menemukan lukisan tarian jawa, mau tahu siapa saja yang ada di lukisan itu?
Di ruang ini kita akan menemukan lukisan tari serimpi yang dibawakan langsung oleh Gusti Nurul (puteri Mangkunegaraan-kalau di Jogja namanya Pakualam, nah kalau di Solo namanya Mangkunegaraan).
Dalam lukisan ini terdapat lukisan tarian yang menceritakan pertarungan antara bangsa Jawa dengan China. Karena ini tarian Jawa, ya pasti menang Jawa, hehehe…, begitulah kata sang tour guide dengan logat inggris yang rada medok.
Guwa Sela Giri.
Suatu ruang pamer yang dibangun di bawah tanah, karena menyesuaikan dengan kontur tanah yang tidak rata. Ruang ini berupa lorong panjang yang merupakan perpaduan Sumur Gumuling Taman Sari dan gaya Gothic. Arsitektur Guwa Sela Giri didominasi dengan penggunaan material bangunan dari batu Merapi. Ruang ini memamerkan karya-karya lukis dokumentasi dari tokoh-tokoh yang mewakili figur 4 kraton Dinasti Mataram. Melalui karya-karya lukis dokumentasi para tokoh yang dikemas dalam karya fine arts serta didukung kelengkapan data sejarah yang berkaitan, maka suatu interaksi antara karya seni, pengungkapan data-data seni budaya dan sejarah dari suatu peradaban yang intangible dapat terkomunikasikan secara kaya dan bebas. Ruangan ini boleh dibilang atraktif, terutama beberapa lukisan yang terlihat hidup. Salah satu lukisan yang hidup kalau kita perhatikan seperti melihat kita terus kemanapun kita pergi, hehehe rada-rada ngeri juga ngelihatnya….
Kampung Kambang
Merupakan areal yang berdiri di atas kolam air dengan bangunan berupa ruang-ruang di atasnya. Konsep areal ini diambil dari konsep Bale Kambang dan konsep Labirin. Kampung Kambang terdiri dari lima ruang pamer museum, yaitu: Ruang Syair untuk Tineke, Royal Room Ratoe Mas, Ruang Batik Vorstendlanden, Ruang Batik Pesisiran, dan Ruang Putri Dambaan.
- Ruang Syair untuk Tineke
Ruang yang menampilkan syair-syair yang diambil dari buku kecil GRAj Koes Sapariyam (putri Sunan PB XI, Surakarta) dan ditemukan di suatu ruang di dalam Kaputren Kasunanan Surakarta. Syair-syair itu ditulis dari tahun 1939-1947, oleh para kerabat dan teman-teman GRAj Koes Sapariyam yang akrab dipanggil Tineke sebagai puisi-puisi kenangan. Melalui syair-syair tersebut terungkap kemampuan intelektual dalam seni sastra para putri di balik tembok kraton.
- Royal Room Ratu Mas
Suatu ruang yang khusus dipersembahkan bagi Ratu Mas, permaisuri Sunan Paku Buwana X. Di ruang ini dipamerkan lukisan Ratu Mas, foto-foto beliau bersama Sunan serta putrinya, serta pernak-pernik kelengkapan beliau, seperti topi, kain batik, dodot pengantin, dodot putri, asesori, dll.
- Ruang Batik Vorstendlanden
Menampilkan koleksi batik dari era Sultan HB VII - Sultan HB VIII dari Kraton Yogyakarta serta Sunan PB X hingga Sunan PB XII dari Surakarta. Melalui koleksi tersebut terlihat suatu proses seni dan daya kreasi masyarakat Jawa dalam menuangkan filosofi yang dianutnya melalui corak motif batik. Perpaduan keindahan seni batik dan makna-makna filosofis yang dikandungnya menguak suatu warisan budaya intangible yang sangat kaya.
- Ruang Batik Pesisiran
Ruang ini melengkapi proses akulturasi budaya yang ada di Jawa. Dipamerkan kostum, yaitu keindahan bordir tangan dari kebaya-kebaya yang dikenakan kaum peranakan mulai jaman HB VII (1870-an) serta kain batik yang lebih kaya warna.
- Ruang Putri Dambaan
Ruang ini dikatakan sebagai album hidup GRAy Siti Nurul Kusumawardhani, putri tunggal Mangkunegara VII dengan permaisuri GKR Timur. Menampilkan dokumentasi foto pribadi dari masa kanak-kanak hingga pernikahannya (1921-1951). Melalui foto-foto tersebut tersaji muatan budaya yang bersifat intangible, seperti: ritual-ritual tahapan kehidupan seorang putri kraton beserta segala pernak-perniknya yang merupakan kekayaan warisan budaya Jawa. Ruang ini sangat istimewa karena terasa kedekatannya dengan Sang Tokoh, yang meresmikan sendiri Ruang Putri Dambaan tersebut pada ulang tahun ke-81 pada tahun 2002. Seperti ada ikatan batin antara tokoh dan Ruang Putri Dambaan karena album perjalanan hidup putri Mangkunegaran ini dititipkan secara pribadi dalam ruang tersebut di Museum Ullen Sentalu.
Gusti Nurul adalah putri Mangkunegaran yang memberi inspirasi para pangeran Mataram untuk tidak berpoligami. Beliau merupakan putri permaisuri yang gemar berkuda, yang tidak lazim pada era tersebut.
Nah diantara lima ruang ini, ruang syair untuk Tineke adalah ruang favorit saya. Disini terlihat sekali Tineke dengan sangat matang membuat sebuah puisi yang indah dan memekakkan jiwa bagi siapa saja yang sedang patah hati (kalau saya sih tidak, hehehe…).
Koridor Retja Landa
Merupakan museum outdoor yang memamerkan arca-arca dewa-dewi dari abad VIII-IX M. pada masa itu berkembang agama dan budaya Hindu Budha, sehingga ada pemujaan pada dewa-dewa yang diwujudkan dalam bentuk penyembahan pada arca-arca dewa tertentu.
Kalau boleh jujur arca-arca ini sebenarnya lebih menarik dilihat di candi-candi, kalau disini, kelihatannya lebih mirip pajangan saja.
Ruang Budaya
Di ruang ini dipamerkan beberapa lukisan raja Mataram, lukisan serta patung dengan tata rias pengantin gaya Surakarta serta Yogyakarta. Hmm ruangan ini sebenarnya mirip-mirip anjungan Jawa Tengah dan Jogja di Taman Mini, hayoo siapa yang sudah pernah kesana?
Terakhir kita minum-minum deh….
Di akhir kunjungan semua tamu mendapat suguhan minuman spesial, resepnya merupakan warisan Gusti Kanjeng Ratoe Mas, putri Sultan HB VII yang disunting sebagai permaisuri Raja Surakarta, Sunan PB X. Konon, minuman ini memberi kesehatan dan awet muda.
Minuman ini rasanya hangat, tapi jahenya nggak strong dan pas di lidah kita. Hmm kalau dirasa-rasain mirip wedang jahe, dicampur daun jeruk, melati, madu dan gula merah deh….
Kesimpulan
Museum ini boleh dibilang sangat profesional dalam pengelolaannya. Terbukti dengan teraturnya jam buka museum dan jam-jam dimana kita bisa mendapatkan tour guide Indonesia Language or English Language.
Situsnyapun dikelola profesional, sehingga wajar banget banyak turis asing yang jatuh cinta dengan museum ini. Tidak hanya profesional, fitur-fitur pendukung untuk bisa mencapai museum ini cukup mumpuni. Di daerah ini terdapat beberapa bungalow untuk sekedar menginap dan merasakan sensasi kesejukan Kaliurang. So, kalau ke Jogja jangan cuma tahunya Malioboro doang, basi tau!....
Salam Jalan-Jalan
Mas Senda
Sang Lirak
Sumber Pemberitaan: http://masdapit.com/
Kamis, 03 Juni 2010
Sang Lirak di Benteng Vredeburg
Hola sobat lirak-lirik, lama sekali tidak memberi kabar dan berita perjalanan yang menginspirasi. Hmm kali ini saya akan menghadirkan sebuah tempat yang wajib dikunjungi bila kita kesana. Mau tahu bentengnya seperti apa, simak penjelasan berikut:
Tentang asal usul nama Benteng….
Benteng ini pertama kali dibangun pada tahun 1760 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I atas permintaan Belanda, alasannya sih untuk menjaga keamanan sultan. Maka dibangunlah seadanya dan tidak permanen. Tahun 1767-1787, benteng kemudian disempurnakan dan diberi nama Rusternburg yang artinya tempat peristirahatan. Nah, pada tahun 1867 terjadi gempa bumi yang dahsyat, yang berujung pada kerusakan benteng. Karena itu diadakan perbaikan hingga akhirnya nama bentengpun berubah menjadi Vrederburg (benteng perdamaian).
Penggunaan Benteng….
Kalau secara historis benteng ini mengalami pergantian dan fungsi, mau tahu rekam jejaknya, simak penjelasan berikut:
1761 – 1811 Benteng pertahanan VOC Belanda.
1811 – 1816 Markas militer tentara Inggris.
1816 – 1942 Markas militer tentara Belanda.
1942 – 1945 Markas militer tentara Jepang.
1945 – 1977 Markas militer Republik Indonesia
Nah, kalau sekarang semuanya sudah berubah fungsi menjadi benda cagar budaya karena pada 1981 ada penetapan benteng Vredeburg sebagai benda cagar budaya, hal ini tercantum di Surat Keputusan Mendikbud nomor: 0224/U/81 tanggal 15 Juli 1981.
Apa saja isi dari benteng ini?
Wuih kalau boleh bilang, benteng ini berisi diorama-diorama dari perjuangan dan sejarah Jogja di masa-masa menjelang kemerdekaan. Ada empat ruang diorama yang terdapat dalam benteng ini.
Diorama I : Berisi tentang periode perjuangan perang Diponegoro melawan Belanda, serta perjuangan para pahlawan merebut Jogja dari tangan Jepang (periode 1825-1942).
Kalau boleh jujur ruang ini adalah ruang diorama paling terang diantara semua diorama, cahaya matahari tembus ke dalam dan menyinari beberapa koleksi di ruang ini, diorama dalam ruang ini menarik karena kita bisa melihat bagaimana bentuk gue selarong tempat pangeran Diponegoro merumuskan rencana melawan Belanda, serta miniatur latihan tentara Jepang.
Diorama II : Berisi tentang periode awal kemerdekaan dan Agresi Militer Belanda (Periode 1945-1947).
Ruang diorama ini banyak menjelaskan bagaimana mencekamnya kala itu di Jogja, pertempuran berdarah sampai perundingan demi perundingan terjadi di Jogja. Kesan saya terhadap ruang diorama 2 sedikit bergidik, karena memang waktu itu saya sendiri masuk ruangan ini tanpa ada siapapun di dalamnya. Suasananya sangat gelap dan sepi. Sedikit banyak seperti merasakan sensasi tantangan Dunia Lain.
Diorama III : Berisi tentang periode perjanjian Renville sampai dengan kedaulatan RIS (Periode 1948-1949).
Ruang diorama ini berisi bagaimana perundingan-perundingan dahulu dilakukan. Pada ruangan ini beberapa koleksi terlihat lebih hidup dari sebelumnya, karena ada recorder suara rekonstruksi kejadian yang kita dengarkan di ruangan ini, hmm mirip-mirip dengan diorama di Lubang Buaya.
Diorama IV : Berisi tentang NKRI – Orde Baru (Periode 1950 – 1974)
Ruang diorama terakhir ini lebih banyak berisi tentang pemilu pertama kali di Jogja. Serta beberapa pakaian seragam tentara kala itu, ruangan ini sangat sepi pengunjung bila dibandingkan ruang diorama lainnya, bisa jadi karena ruangannya agak terpisah dari diorama lainnya.
Selain diorama ada juga meriam-meriam dan kursi-kursi yang dipakai pada zaman dahulu kala. Tempatnya klasik dan ok punya deh….
Kesimpulannya….
Tempat ini bisa jadi rekomendasi kita untuk mengenal sejarah lebih jauh, terutama bagaimana peran Jogja dalam membangun NKRI. Tempatnya keren banget, kalau mau foto-foto juga ok, suasananya mirip Kota Tua di Jakarta. Nah tunggu apa lagi? Ayo kita ke Vredeburg….
Salam Jalan-Jalan
Mas Senda
Sang Lirak
Senin, 17 Mei 2010
Sang Lirak di New Museum Wayang
Ada yang baru dengan Museum Wayang lho! Yup, kemarin saya habis keliling memperhatikan dengan seksama kondisi Museum Wayang. Setelah di renovasi, Museum Wayang lebih teratur menempatkan koleksinya. Beberapa koleksi Museum Wayang seperti Wayang Kulit, Wayang Golek sampai Boneka Unyil terpampang rapih dan tidak seberantakan dahulu.
Kalau kesana kita akan melihat bagaimana pihak pengelola sudah berusaha membuat museum ini menjadi sangat menarik. Terbukti, saya jadi amat sangat kepincut ketika berkunjung ke sana.
Beberapa wayang terlihat nampak lebih bersih dari sebelumnya, bahkan wayang yang sangat tua kini di tutupi kaca untuk mencegah tangan-tangan jahil menjamah mereka. So, pasti kali ini mata kita akan disuguhi pemandangan yang sangat menarik. Nggak cukup sampai di situ, di dalam museum ini juga ada pertunjukan wayang. Wah pokoknya museum ini keren banget deh, rugi banget kalau nggak dateng. Betul, betul, betul…?
Salam Jalan-Jalan
Mas Senda
Sang Lirak
Kalau kesana kita akan melihat bagaimana pihak pengelola sudah berusaha membuat museum ini menjadi sangat menarik. Terbukti, saya jadi amat sangat kepincut ketika berkunjung ke sana.
Beberapa wayang terlihat nampak lebih bersih dari sebelumnya, bahkan wayang yang sangat tua kini di tutupi kaca untuk mencegah tangan-tangan jahil menjamah mereka. So, pasti kali ini mata kita akan disuguhi pemandangan yang sangat menarik. Nggak cukup sampai di situ, di dalam museum ini juga ada pertunjukan wayang. Wah pokoknya museum ini keren banget deh, rugi banget kalau nggak dateng. Betul, betul, betul…?
Salam Jalan-Jalan
Mas Senda
Sang Lirak
Selasa, 04 Mei 2010
Sang Lirak di Cimory
Fiuh, lama banget nggak ngeblog jalan-jalan. Bukan karena memang saya jarang jalan-jalan, tapi ya karena saya sibuk banget sama kerjaan saya, so saya belum sempat memberikan informasi tentang jalan-jalan saya.
Tapi tenang saja sobat, kali ini saya akan menjelaskan perjalanan saya ke Cimory, yup merek yoghurt yang terkenal banget dengan yoghurtnya yang super segar ini punya satu tempat yang terintegrasi dengan restaurant dan mini market. Ketika saya dan keluarga saya menyambangi Cimory, saya tidak hanya mendapatkan yohurt-nya tapi saya mendapat beberapa hal yang unik untuk saya share pada sobat lirak-lirik.
Mini Market yang tidak hanya menjual produk olahan sapi….
Yup, mini market di sini tidak hanya menjual yoghurt saja, beberapa olahan turunan dari sapi menjadi daya tarik pemikat yang tidak bisa dilupakan begitu saja. Selain menawarkan yoghurt, di tempat ini kita juga akan mendapatkan susu pasteurisasi.
Susu dengan teknologi pasteurisasi ini memang pengembangan dari Louis Pasteur dengan pemanasan sedemikian rupa hingga akhirnya kuman-kuman di dalamnya mati. Meski begitu susu ini life cycle-nya tidak sehebat susu UHT, karenanya jika kita membeli susu pasteurisasi, harus secepat mungkin dihabiskan. Rasa yang unik dari susu di Cimory adalah rasa pisang. Jarang-jarang lo ada susu rasa pisang sesegar ini….
Puas dengan susu, sobat Lirak-Lirik harus coba es krim susu mocha-nya. Hmm untuk produk olahan susu berbentuk es krim Cimory ini memang benar-benar enak. Rasanya sueger ditambah dengan potongan kacang mete dan potongan dark chocolate. It’s so really yummy….
Jangan lupa juga beli rambak (krupuk kulit), di sini ada krupuk kulit yang rasanya berbeda dengan krupuk kulit yang ada. Ketika kita memakannya terasa betul proses pembersihan kulit sapinya teliti, terbukti tidak ada bau yang menyengat dari krupuk kulit kebanyakan. Rasa krupuk kulitnyapun tidak seasin krupuk kulit lainnya. Pokoknya mesti, kudu beli deh.
Oh ya kembali ke Yoghurt, sudah sampai sini, sepertinya nggak afdol kalau kita tidak beli yoghurtnya. Kalau beli yoghurt, jangan lupa beli yang rasa blueberry, ini adalah rasa yoghurt paling enak dari yoghurt Cimory.
Di mini market ini ada yang menarik dan berbeda bila dibandingkan mini market lainnya. Adanya produk-produk merchandise, semisal kaos, topi dan tempat pensil berbentuk sapi, rasanya pantas untuk dikoleksi. Waktu saya kesana, saya beli T-Shirt lumayan unik, meski ukurannya aneh. Jadi gini, waktu saya beli ada jenis ukuran All Size untuk ukuran dewasa dan ukuran anak-anak yang terdiri dari S, M, L. Nah berhubung tubuh saya kecil, akhirnya saya coba yang ukuran buat anak-anak, nyatanya malah kaos ukuran L untuk anak-anak lebih muat untuk saya, hehehe….
Lapar? Ada restorannya kok….
Buat yang laper, di sini ada restorannya juga kok. Untuk masalah ini saya belum bisa cerita banyak, karena memang waktu saya kesana cuma sebentar dan saya sudah makan sebelumnya, so alhasil saya nggak nafsu makan di restoran ini. Padahal dari baunya, makanan yang tersaji sepertinya enak banget.
Sewaktu pelayannya melintas membawa hidangan steak, baunya menyentil indra penciuman saya untuk menoleh padanya. Hmm baunya saja sudah enak, apalagi rasanya ya???
Tempat Edukasi
Buat yang ingin tahu bagaimana proses pembudidayaan sapi, pengolahannya menjadi yoghurt serta bagaimana mengemasnya, disini ada ruang edukasi yang menjelaskan semuanya. Nanti anak-anak bisa melihat semuanya dalam bentuk film (nggak tau kalau siang bagaimana prosesnya, soalnya saya kesana malam minggu).
Taman
Hmm disini ada tamannya juga lho! Buat yang punya masa kecil kurang bahagia, kita bisa main di ayunan dengan hiasan kepala sapi. Ada juga kuda-kudaan berbentuk sapi dan patung sapi yang besar, yah pokoknya serba sapi lah, hehehe….
Ok, kayaknya segini dulu liputan kali ini, kalau ada berita tentang jalan-jalan lagi, nanti sobat lirak-lirik saya kiriman up date-an terbaru, ok dagh….
Salam Jalan-Jalan
Mas Senda
Sang Lirak
Sumber Foto: http://www.smiling-dolphin.com/blog_images/cimory.jpg
Minggu, 28 Maret 2010
Sang Lirak di acara Sapardi Joko Damono
Siapa yang tak kenal dengan Sapardi Joko Damono? Beliau adalah sastrawan senior yang mengangkat hal-hal sederhana menjadi sebuah karya yang berbicara. Kali ini sastrawan ini mengangkat hal-hal yang ringan seperti rumah menjadi karya andalannya. Yup, karya yang dibawakan Sitok Srenge, Happy Salma dan Niniek L. Karim berhasil memusatkan perhatian kami pada permainan puisi rumah.
Tidak hanya itu, sebelumnya juga mereka bertiga tampil solo membawakan puisi karya eyank Sapardi Joko Damono. Permainan puisi mereka mengalir jernih dan mengikat makna-makna yang keluar dari jiwa mereka. Sungguh ketika kita melihatnya, kita akan terbawa oleh lantunan kekuatan dari kata-kata beliau yang menggelitik, bahkan terkadang suram.
Tidak cukup sampai situ, permainan dari Jubing Kristianto dan kawan-kawan membuat kita terbuai dan semakin tergila-gila. Huaaa pokoknya bagian ini keren banget deh, nggak salah kalau Sang Lirik ngefans berat sama Jubing, hehehe….
Pelengkap akhir adalah permainan suara dari Paragita UI dan ITB Choir yang saling berharmonisasi dengan lantunan dirigen Aning Katamsi. Semua proses ini mereka lakukan dengan mulus tanpa ada cela sedikitpun. Pokoknya ini adalah penutup yang bagus deh untuk semuanya….
So apalagi ya? Hmm nggak tau deh apa lagi yang mau diceritain. Pokoknya yang nggak dateng pasti nyesel berat nggak liat perayaan ini.
Salam Jalan-Jalan
Mas Senda
Sang Lirak
Sang Lirak dan Sang Lirik di Gathering KBB bersama Trinity dan Elok Dyah Messwati
Siapa yang tak kenal Trinity dan Elok Dyah Messwati beliau berdua adalah penulis buku traveling yang sedang naik daun kali ini. Trinity terkenal dengan The Naked Travelernya dan Elok terkenal dengan Backpaker Hemat ke Australia.
Mereka berdua sengaja diundang KBB untuk bisa share tentang trik-trik perjalanan ke luar negeri. Huaa pokoknya seru banget deh waktu, Trinity menjelaskan banyak tentang pengalamannya dilamar orang-orang kulit hitam dengan alasan mirip Queen Latifah, nggak cuma itu pengalaman gila lainnya yang diceritakan adalah tentang pengalamannya ke pulau Palau, serta ke negara-negara lain seperti Eropa dan Asia tentunya.
Belum selesai dengan semua cerita serunya, Trinity merasakan nostalgia dengan Si Kumbangnya (baca ceritanya di The Naked Traveler 1). Ternyata Si Kumbang yang menjadi bagian hidupnya Trinity adalah sebuah mobil Kijang tahun 1989, berlogo Kijang bertanduk-tanduk. Sama persis dengan mobil saya, hehehe saya jadi malu sendiri nih….
Nah itu baru Trinity, kalau Elok Dyah Messwati memiliki pengalaman unik. Yup, Elok menceritakan bagaimana trik memangkas biaya sewa ketika kita backpacker. Salah satu caranya adalah dengan bergabung pada coachsurfing. Dengan bergabung pada coachsurfing, kita akan bisa berkesempatan tinggal di negara orang lain ketika kita menjadi host mereka saat mereka berkunjung ke negara kita. Timbal baliknya, ketika kita ke luar negeri kita bisa dengan mudahnya menginap dan tinggal di rumah mereka. Yah, mirip-mirip homestay lah, hehehe….
Intinya acara KBB memang keren banget deh, nggak heran kalau tamu yang hadir kali ini sangat banyak. So, sayang banget kalau nggak pernah dateng ke event-event KBB.
Salam Jalan-Jalan
Mas Senda
Sang Lirak
Kamis, 11 Maret 2010
Sang Lirak di Islamic Book Fair
Wohaa, lama tidak memberi kabar, kali ini Sang Lirak memberi kabar tentang jalan-jalan ke Islamic Book Fair. Hmm mau tau apa serunya? Mari kita bahas....
Islamic Book Fair ke 9
Pameran buku Islam terbesar di Indonesia ini memang tidak pernah main-main dalam menyelenggarkan perhelatan akbar di awal tahun. Kalau boleh jujur tahun ini Islamic Book Fair adalah tahun terbaik di banding dengan pameran-pameran sebelumnya.
Jujur saja, pameran kali ini lebih rapih dari segi tata letak dan penataan stand. Bila dahulu stand barang dan stand buku terkadang tercampur aduk, tahun ini tidak terjadi. Stand-stand terlihat tertata rapih dan menarik. So, buat kita pengunjung pasti nyaman banget ngeliatnya....
Hunting buku
Masing-masing stand memiliki buku unggulan tersendiri yang harus dan wajib diburu. Kita mulai dari stand Mizan. Hmm di stand ini buku yang harus dibeli tentu saja novel Muhammad karya Tasaro. Selain memang baru di launching hari rabu kemarin, novel ini adalah hasil kerja keras dari seorang novelis yang sudah tidak bisa ditampik karya-karyanya. Sst diskon novel ini lumayan juga lho. Untuk buku yang baru terbit kita akan dapat potongan diskon sebesar 20% dari harga normalnya 79.000, hmm lumayan kan.... Kalau datangnya week end stand Mizan juga menampilkan Upin dan Ipin, itu lho yang suka ngomong “betul, betul, betul....”
Stand Cicero menawarkan buku yang tidak kalah menarik. Buku Si Bujang dan Putri Malaka menjadi buku yang wajib di beli. Selain ceritanya bagus, ada endorsement saya juga disana, hahaha....
Kalau di stand Republika, yang menjadi primadona adalah novelnya Tere Liye yang berjudul Pukat, itu lho lanjutannya Burlian. So, sayang banget kalau nggak jadi orang pertama yang baca buku ini.
Hmm stand mana lagi? Oh ya di stand Sygma ngadain foto gratis langsung cetak setiap harinya bareng Bubi. Kemarin saya lihat anak-anak pesantren girang banget bisa foto bareng boneka ini, padahal kita semua tahu orang yang di dalam boneka itu sedang tersiksa kepanasan karena tak ada hawa untuk bernafas, fiuh....
Stand Serambi beda lagi, buku yang dijagokan buku-bukunya Ibrahim Elfiky terbaru. Ibrahim Elfiky adalah salah seorang master NLP kelahiran Mesir yang tinggal di Kanada dan mengembangan training NLP disana. Pokoknya keren deh bukunya....
Stand Lentera Hati, masih setia mengandalkan buku-buku dari bapak Quraish Shihab (hehehe jelas aja lha wong yang punya pak Quraish sendiri). Harganya juga cukup miring kok, apalagi kalo ngeliatnya sambil miring, hehehe....
Apalagi ya? Hmm stand penerbit Al Kautsar juga banting harga buku gede-gedean disana. Hmm berhubung saya tidak membeli di stand ini jadi saya tidak bisa jelasin banyak ke sobat Lirak-Lirik. Maklum pengunjung stand satu ini ngantri, jadi malas aja berdesakan dengan yang lainnya.
Stand Luxima menjagokan buku Teh Pipiet Senja terbaru. Hmm buku yang berjudul Cinta Dalam Sujudku ini sepertinya memoar dari teh Pipiet sendiri, sayang banget kalau penggemar novel tidak memilikinya. Oh ya di stand ini juga di jual bukunya Mamah Dedeh yang judulnya Dari Hati ke Hati....
Kalau Zikrul ngejagoin buku-buku anak yang dijual murah, fiuh saking murahnya para ibu-ibu yang sayang anak, sayang anak (ikuti logat penjual mainan biar lebih terasa penekanannya, coba aja denger penjaga standnya pasti dia ngomong begitu) berdesakan dan saling rebut. Ngeliatnya pusing banget....
Lain lagi dengan stand Menara Kudus. Stand ini ramai dikunjungi para pemburu buku karena mereka menjual berbagai macam tafsir terjemahan Al Qur’an yang cukup komplit. Dari mulai tafsir Ath Thabiri sampai Al Misbah, lengkap terjual disana. Nah tafsir Al Misbah ini tafsir yang biasa dipakai pak Quraish Shihab untuk ceramah lho.... Harganya lumayan nonjok, Rp. 2.200.000....
Kalau stand GIP, nggak terlalu istimewa, karena nggak ada penawaran yang benar-benar memikat hati. Buku yang tersedia seputar motivasi Islam dan novel teenlit Islami (hmm mungkin yang gemar genre ini tidak setuju dengan statement saya ini).
Stand Grafindo menjadi salah satu stand primadona lho.... Pasca kemenangan pak Mansur untuk buku Api Sejarah, orang-orang berbondong-bondong memburu bukunya. Apalagi buku yang keduanya sudah terbit, ya makin ramai saja orang ngeborong bukunya, laris manis....
Kalau stand Komunitas Bambu, masih setia dengan buku sejarah. Buku-buku perjuangan dan pemikiran Soekarno ada di sini, harganya miring kok....
Stand Gagas Media rada pelit. Stand ini cuma kasih 10% saja untuk buku barunya, padahal stand lain ngasihnya 20% sampai dengan 40%. Tapi it’s ok lah, toh nggak terlalu banyak juga buku yang saya cari di sini. Di stand ini saya hanya membeli dua buku Fahd Jibran, A Cat In My Eyes dan Curhat Setan.
Stand Ufuk jangan sampai nggak didatengin lho. Buku Atlantis yang harganya lebih dari seratus ribu di diskon di sini. Nggak hanya itu, buat yang suka novel Princess namun belum sempat beli novelnya, di sini kita bisa dapatkan harga special dan khusus tapi nggak pake telor, hehehe....
Untuk stand Qisthi Press, seperti biasa menjual La Tahzaan dan produk turunannya. Belum ada sesuatu yang baru di stand ini, meski begitu bagi pecinta Hikayat 1001 Malam, ada baiknya kita mampir ke sini membeli bukunya. Harganya murah kok dari Rp. 425.000 jadi Rp. 300.000 saja....
Apalagi ya? Ah sudahlah sekian dulu liputan jalan-jalannya. Besok sabtu saya mau kesana lagi, mau ketemu saya?
Salam Jalan-Jalan
Mas Senda
Sang Lirak
Islamic Book Fair ke 9
Pameran buku Islam terbesar di Indonesia ini memang tidak pernah main-main dalam menyelenggarkan perhelatan akbar di awal tahun. Kalau boleh jujur tahun ini Islamic Book Fair adalah tahun terbaik di banding dengan pameran-pameran sebelumnya.
Jujur saja, pameran kali ini lebih rapih dari segi tata letak dan penataan stand. Bila dahulu stand barang dan stand buku terkadang tercampur aduk, tahun ini tidak terjadi. Stand-stand terlihat tertata rapih dan menarik. So, buat kita pengunjung pasti nyaman banget ngeliatnya....
Hunting buku
Masing-masing stand memiliki buku unggulan tersendiri yang harus dan wajib diburu. Kita mulai dari stand Mizan. Hmm di stand ini buku yang harus dibeli tentu saja novel Muhammad karya Tasaro. Selain memang baru di launching hari rabu kemarin, novel ini adalah hasil kerja keras dari seorang novelis yang sudah tidak bisa ditampik karya-karyanya. Sst diskon novel ini lumayan juga lho. Untuk buku yang baru terbit kita akan dapat potongan diskon sebesar 20% dari harga normalnya 79.000, hmm lumayan kan.... Kalau datangnya week end stand Mizan juga menampilkan Upin dan Ipin, itu lho yang suka ngomong “betul, betul, betul....”
Stand Cicero menawarkan buku yang tidak kalah menarik. Buku Si Bujang dan Putri Malaka menjadi buku yang wajib di beli. Selain ceritanya bagus, ada endorsement saya juga disana, hahaha....
Kalau di stand Republika, yang menjadi primadona adalah novelnya Tere Liye yang berjudul Pukat, itu lho lanjutannya Burlian. So, sayang banget kalau nggak jadi orang pertama yang baca buku ini.
Hmm stand mana lagi? Oh ya di stand Sygma ngadain foto gratis langsung cetak setiap harinya bareng Bubi. Kemarin saya lihat anak-anak pesantren girang banget bisa foto bareng boneka ini, padahal kita semua tahu orang yang di dalam boneka itu sedang tersiksa kepanasan karena tak ada hawa untuk bernafas, fiuh....
Stand Serambi beda lagi, buku yang dijagokan buku-bukunya Ibrahim Elfiky terbaru. Ibrahim Elfiky adalah salah seorang master NLP kelahiran Mesir yang tinggal di Kanada dan mengembangan training NLP disana. Pokoknya keren deh bukunya....
Stand Lentera Hati, masih setia mengandalkan buku-buku dari bapak Quraish Shihab (hehehe jelas aja lha wong yang punya pak Quraish sendiri). Harganya juga cukup miring kok, apalagi kalo ngeliatnya sambil miring, hehehe....
Apalagi ya? Hmm stand penerbit Al Kautsar juga banting harga buku gede-gedean disana. Hmm berhubung saya tidak membeli di stand ini jadi saya tidak bisa jelasin banyak ke sobat Lirak-Lirik. Maklum pengunjung stand satu ini ngantri, jadi malas aja berdesakan dengan yang lainnya.
Stand Luxima menjagokan buku Teh Pipiet Senja terbaru. Hmm buku yang berjudul Cinta Dalam Sujudku ini sepertinya memoar dari teh Pipiet sendiri, sayang banget kalau penggemar novel tidak memilikinya. Oh ya di stand ini juga di jual bukunya Mamah Dedeh yang judulnya Dari Hati ke Hati....
Kalau Zikrul ngejagoin buku-buku anak yang dijual murah, fiuh saking murahnya para ibu-ibu yang sayang anak, sayang anak (ikuti logat penjual mainan biar lebih terasa penekanannya, coba aja denger penjaga standnya pasti dia ngomong begitu) berdesakan dan saling rebut. Ngeliatnya pusing banget....
Lain lagi dengan stand Menara Kudus. Stand ini ramai dikunjungi para pemburu buku karena mereka menjual berbagai macam tafsir terjemahan Al Qur’an yang cukup komplit. Dari mulai tafsir Ath Thabiri sampai Al Misbah, lengkap terjual disana. Nah tafsir Al Misbah ini tafsir yang biasa dipakai pak Quraish Shihab untuk ceramah lho.... Harganya lumayan nonjok, Rp. 2.200.000....
Kalau stand GIP, nggak terlalu istimewa, karena nggak ada penawaran yang benar-benar memikat hati. Buku yang tersedia seputar motivasi Islam dan novel teenlit Islami (hmm mungkin yang gemar genre ini tidak setuju dengan statement saya ini).
Stand Grafindo menjadi salah satu stand primadona lho.... Pasca kemenangan pak Mansur untuk buku Api Sejarah, orang-orang berbondong-bondong memburu bukunya. Apalagi buku yang keduanya sudah terbit, ya makin ramai saja orang ngeborong bukunya, laris manis....
Kalau stand Komunitas Bambu, masih setia dengan buku sejarah. Buku-buku perjuangan dan pemikiran Soekarno ada di sini, harganya miring kok....
Stand Gagas Media rada pelit. Stand ini cuma kasih 10% saja untuk buku barunya, padahal stand lain ngasihnya 20% sampai dengan 40%. Tapi it’s ok lah, toh nggak terlalu banyak juga buku yang saya cari di sini. Di stand ini saya hanya membeli dua buku Fahd Jibran, A Cat In My Eyes dan Curhat Setan.
Stand Ufuk jangan sampai nggak didatengin lho. Buku Atlantis yang harganya lebih dari seratus ribu di diskon di sini. Nggak hanya itu, buat yang suka novel Princess namun belum sempat beli novelnya, di sini kita bisa dapatkan harga special dan khusus tapi nggak pake telor, hehehe....
Untuk stand Qisthi Press, seperti biasa menjual La Tahzaan dan produk turunannya. Belum ada sesuatu yang baru di stand ini, meski begitu bagi pecinta Hikayat 1001 Malam, ada baiknya kita mampir ke sini membeli bukunya. Harganya murah kok dari Rp. 425.000 jadi Rp. 300.000 saja....
Apalagi ya? Ah sudahlah sekian dulu liputan jalan-jalannya. Besok sabtu saya mau kesana lagi, mau ketemu saya?
Salam Jalan-Jalan
Mas Senda
Sang Lirak
Langganan:
Postingan (Atom)