Minggu, 28 Maret 2010

Sang Lirak di acara Sapardi Joko Damono



Siapa yang tak kenal dengan Sapardi Joko Damono? Beliau adalah sastrawan senior yang mengangkat hal-hal sederhana menjadi sebuah karya yang berbicara. Kali ini sastrawan ini mengangkat hal-hal yang ringan seperti rumah menjadi karya andalannya. Yup, karya yang dibawakan Sitok Srenge, Happy Salma dan Niniek L. Karim berhasil memusatkan perhatian kami pada permainan puisi rumah.

Tidak hanya itu, sebelumnya juga mereka bertiga tampil solo membawakan puisi karya eyank Sapardi Joko Damono. Permainan puisi mereka mengalir jernih dan mengikat makna-makna yang keluar dari jiwa mereka. Sungguh ketika kita melihatnya, kita akan terbawa oleh lantunan kekuatan dari kata-kata beliau yang menggelitik, bahkan terkadang suram.



Tidak cukup sampai situ, permainan dari Jubing Kristianto dan kawan-kawan membuat kita terbuai dan semakin tergila-gila. Huaaa pokoknya bagian ini keren banget deh, nggak salah kalau Sang Lirik ngefans berat sama Jubing, hehehe….

Pelengkap akhir adalah permainan suara dari Paragita UI dan ITB Choir yang saling berharmonisasi dengan lantunan dirigen Aning Katamsi. Semua proses ini mereka lakukan dengan mulus tanpa ada cela sedikitpun. Pokoknya ini adalah penutup yang bagus deh untuk semuanya….

So apalagi ya? Hmm nggak tau deh apa lagi yang mau diceritain. Pokoknya yang nggak dateng pasti nyesel berat nggak liat perayaan ini.

Salam Jalan-Jalan


Mas Senda
Sang Lirak

Sang Lirak dan Sang Lirik di Gathering KBB bersama Trinity dan Elok Dyah Messwati



Siapa yang tak kenal Trinity dan Elok Dyah Messwati beliau berdua adalah penulis buku traveling yang sedang naik daun kali ini. Trinity terkenal dengan The Naked Travelernya dan Elok terkenal dengan Backpaker Hemat ke Australia.



Mereka berdua sengaja diundang KBB untuk bisa share tentang trik-trik perjalanan ke luar negeri. Huaa pokoknya seru banget deh waktu, Trinity menjelaskan banyak tentang pengalamannya dilamar orang-orang kulit hitam dengan alasan mirip Queen Latifah, nggak cuma itu pengalaman gila lainnya yang diceritakan adalah tentang pengalamannya ke pulau Palau, serta ke negara-negara lain seperti Eropa dan Asia tentunya.

Belum selesai dengan semua cerita serunya, Trinity merasakan nostalgia dengan Si Kumbangnya (baca ceritanya di The Naked Traveler 1). Ternyata Si Kumbang yang menjadi bagian hidupnya Trinity adalah sebuah mobil Kijang tahun 1989, berlogo Kijang bertanduk-tanduk. Sama persis dengan mobil saya, hehehe saya jadi malu sendiri nih….



Nah itu baru Trinity, kalau Elok Dyah Messwati memiliki pengalaman unik. Yup, Elok menceritakan bagaimana trik memangkas biaya sewa ketika kita backpacker. Salah satu caranya adalah dengan bergabung pada coachsurfing. Dengan bergabung pada coachsurfing, kita akan bisa berkesempatan tinggal di negara orang lain ketika kita menjadi host mereka saat mereka berkunjung ke negara kita. Timbal baliknya, ketika kita ke luar negeri kita bisa dengan mudahnya menginap dan tinggal di rumah mereka. Yah, mirip-mirip homestay lah, hehehe….

Intinya acara KBB memang keren banget deh, nggak heran kalau tamu yang hadir kali ini sangat banyak. So, sayang banget kalau nggak pernah dateng ke event-event KBB.


Salam Jalan-Jalan



Mas Senda
Sang Lirak

Kamis, 11 Maret 2010

Sang Lirak di Islamic Book Fair

Wohaa, lama tidak memberi kabar, kali ini Sang Lirak memberi kabar tentang jalan-jalan ke Islamic Book Fair. Hmm mau tau apa serunya? Mari kita bahas....

Islamic Book Fair ke 9



Pameran buku Islam terbesar di Indonesia ini memang tidak pernah main-main dalam menyelenggarkan perhelatan akbar di awal tahun. Kalau boleh jujur tahun ini Islamic Book Fair adalah tahun terbaik di banding dengan pameran-pameran sebelumnya.

Jujur saja, pameran kali ini lebih rapih dari segi tata letak dan penataan stand. Bila dahulu stand barang dan stand buku terkadang tercampur aduk, tahun ini tidak terjadi. Stand-stand terlihat tertata rapih dan menarik. So, buat kita pengunjung pasti nyaman banget ngeliatnya....

Hunting buku



Masing-masing stand memiliki buku unggulan tersendiri yang harus dan wajib diburu. Kita mulai dari stand Mizan. Hmm di stand ini buku yang harus dibeli tentu saja novel Muhammad karya Tasaro. Selain memang baru di launching hari rabu kemarin, novel ini adalah hasil kerja keras dari seorang novelis yang sudah tidak bisa ditampik karya-karyanya. Sst diskon novel ini lumayan juga lho. Untuk buku yang baru terbit kita akan dapat potongan diskon sebesar 20% dari harga normalnya 79.000, hmm lumayan kan.... Kalau datangnya week end stand Mizan juga menampilkan Upin dan Ipin, itu lho yang suka ngomong “betul, betul, betul....”



Stand Cicero menawarkan buku yang tidak kalah menarik. Buku Si Bujang dan Putri Malaka menjadi buku yang wajib di beli. Selain ceritanya bagus, ada endorsement saya juga disana, hahaha....



Kalau di stand Republika, yang menjadi primadona adalah novelnya Tere Liye yang berjudul Pukat, itu lho lanjutannya Burlian. So, sayang banget kalau nggak jadi orang pertama yang baca buku ini.

Hmm stand mana lagi? Oh ya di stand Sygma ngadain foto gratis langsung cetak setiap harinya bareng Bubi. Kemarin saya lihat anak-anak pesantren girang banget bisa foto bareng boneka ini, padahal kita semua tahu orang yang di dalam boneka itu sedang tersiksa kepanasan karena tak ada hawa untuk bernafas, fiuh....



Stand Serambi beda lagi, buku yang dijagokan buku-bukunya Ibrahim Elfiky terbaru. Ibrahim Elfiky adalah salah seorang master NLP kelahiran Mesir yang tinggal di Kanada dan mengembangan training NLP disana. Pokoknya keren deh bukunya....



Stand Lentera Hati, masih setia mengandalkan buku-buku dari bapak Quraish Shihab (hehehe jelas aja lha wong yang punya pak Quraish sendiri). Harganya juga cukup miring kok, apalagi kalo ngeliatnya sambil miring, hehehe....



Apalagi ya? Hmm stand penerbit Al Kautsar juga banting harga buku gede-gedean disana. Hmm berhubung saya tidak membeli di stand ini jadi saya tidak bisa jelasin banyak ke sobat Lirak-Lirik. Maklum pengunjung stand satu ini ngantri, jadi malas aja berdesakan dengan yang lainnya.



Stand Luxima menjagokan buku Teh Pipiet Senja terbaru. Hmm buku yang berjudul Cinta Dalam Sujudku ini sepertinya memoar dari teh Pipiet sendiri, sayang banget kalau penggemar novel tidak memilikinya. Oh ya di stand ini juga di jual bukunya Mamah Dedeh yang judulnya Dari Hati ke Hati....



Kalau Zikrul ngejagoin buku-buku anak yang dijual murah, fiuh saking murahnya para ibu-ibu yang sayang anak, sayang anak (ikuti logat penjual mainan biar lebih terasa penekanannya, coba aja denger penjaga standnya pasti dia ngomong begitu) berdesakan dan saling rebut. Ngeliatnya pusing banget....

Lain lagi dengan stand Menara Kudus. Stand ini ramai dikunjungi para pemburu buku karena mereka menjual berbagai macam tafsir terjemahan Al Qur’an yang cukup komplit. Dari mulai tafsir Ath Thabiri sampai Al Misbah, lengkap terjual disana. Nah tafsir Al Misbah ini tafsir yang biasa dipakai pak Quraish Shihab untuk ceramah lho.... Harganya lumayan nonjok, Rp. 2.200.000....



Kalau stand GIP, nggak terlalu istimewa, karena nggak ada penawaran yang benar-benar memikat hati. Buku yang tersedia seputar motivasi Islam dan novel teenlit Islami (hmm mungkin yang gemar genre ini tidak setuju dengan statement saya ini).



Stand Grafindo menjadi salah satu stand primadona lho.... Pasca kemenangan pak Mansur untuk buku Api Sejarah, orang-orang berbondong-bondong memburu bukunya. Apalagi buku yang keduanya sudah terbit, ya makin ramai saja orang ngeborong bukunya, laris manis....



Kalau stand Komunitas Bambu, masih setia dengan buku sejarah. Buku-buku perjuangan dan pemikiran Soekarno ada di sini, harganya miring kok....



Stand Gagas Media rada pelit. Stand ini cuma kasih 10% saja untuk buku barunya, padahal stand lain ngasihnya 20% sampai dengan 40%. Tapi it’s ok lah, toh nggak terlalu banyak juga buku yang saya cari di sini. Di stand ini saya hanya membeli dua buku Fahd Jibran, A Cat In My Eyes dan Curhat Setan.



Stand Ufuk jangan sampai nggak didatengin lho. Buku Atlantis yang harganya lebih dari seratus ribu di diskon di sini. Nggak hanya itu, buat yang suka novel Princess namun belum sempat beli novelnya, di sini kita bisa dapatkan harga special dan khusus tapi nggak pake telor, hehehe....



Untuk stand Qisthi Press, seperti biasa menjual La Tahzaan dan produk turunannya. Belum ada sesuatu yang baru di stand ini, meski begitu bagi pecinta Hikayat 1001 Malam, ada baiknya kita mampir ke sini membeli bukunya. Harganya murah kok dari Rp. 425.000 jadi Rp. 300.000 saja....

Apalagi ya? Ah sudahlah sekian dulu liputan jalan-jalannya. Besok sabtu saya mau kesana lagi, mau ketemu saya?

Salam Jalan-Jalan


Mas Senda
Sang Lirak